Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

KULINER KHAS CIREBON

  • Saturday, June 28, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:

  • Bila mendengar kata Cirebon kita akan teringat pada udang karena memang Cirebon dijuluki sebagai kota udang, udang sudang menjadi icon yang  menempel pada kota Cirebon. Selain itu Cirebon terkenal dengan terasinya “terasi Cirebon” karena kota ini kaya akan potensi udangnya, maka salah satu olahan udang yang terkenal dari kota ini adalah terasi yang bahan baku dasarnya dalah udang. Indonesia memiliki ragam budaya yang sangat berbeda dan unik dari tiap daerahnya, mulai dari kuliner khas, icon kota, adat dan istiadat. Tak terkecuali kota Cirebon juga walaupun kota ini kecil namun memiliki berbagai kuliner khas, pada kesempatan ini saya membahas kuliner yang sangat terkenal dari berbagai kuliner khas lainnya, yaitu nasi jamblang. Namanya memang sedikit unik namun anda jangan berpikir nasi ini berisi “JAMBANG” atau nasi berasal dari “JOMBANG”. Yang khas dan unik dari nasi jamblang adalah kalau nasi biasanya dibungkus pakai daun pisang (nasi timbel), atau dibungkus pakai kertas nasi, namun berbeda dengan pembungkus nasi jamblang, nah pembungkusnya adalah daun Jati. Nasi jamblang biasa dijajakan dipinggir-pinggir jalan pada pagi hari, dengan berbagai aneka lauk yang sangat menggoda mulai dari gorengan sampai daging pun ada, sepintas konsep lauknya hampir mirip dengan nasi kucing, namun lauk nasi jamblang lebih berisi dan berbobot dibandingkan dengan nasi kucing. Untuk rasanya jangan Tanya lagi, karena rasanya sangat maknyuuuuus, baik nasinya sendiri maupun lauknya. Ukuran satu bungkus nasi jamblang (belum termasuk lauk) sangat kecil ukuranya hamper sama dengan ukuran nasi kucing hanya lebih sedikit. Jadi jika anda hendak mempir ke Cirebon jangan lupa untuk mencicipi kuliner yang satu ini, dna perlu diingat bagi anda yang mempunyai selera makan yang banyak rasanya satu bungkus nasi tidak cukup, selain karena ukuranya yang kecil, namun rasanya juga yang membuat lidah bergoyang.


    #Ukuran Nasi jamblang

    #Lauk pauk nasi jamblang





    JALUR PENDAKIAN GUNUNG GEDE VIA GUNUNG PUTRI

  • Wednesday, June 11, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:


  • Gunung gede merupakan salah satu gunung yang ada di Jawa Barat dan menjadi salah sayu gunung terfavorit dikalangan pendaki gunung Indonesia, selain jalur pendakian yang terbilang cukup mudah, gunung gede juga memiliki panorama alam yang sangat bagus, ratusan hektar hamparan padang eidelwis terdapat disana, tempat tersebut bernama alun-alun surya kencana. Pada hari libur terutama hari sabtu-minggu dan hari libur panjang, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki dari berbagai wilayah khususnya daerah jabodetabek, bogor, cianjur dan sukabumi. Gunung gede sendiri terletak dikawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, nama Gede-Pangrango berasal dari dua puncak yang berada di Taman Nasional ini yaitu puncak Gede dan Puncak Pangrango.  Untuk mengurusi surat perizinan masuk (simaksi) bisa dilakukan melalui booking online di website www.gedepangrango.org  dan bisa juga dilakukan secara langsung ke Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) yang berada di Cibodas-Cianjur karena secara adminstrasi Taman Nasional ini berada di tiga kabupaten yaitu bogor, cianjur, dan sukabumi tetapi untuk urusan perizininan dan pengambilan surat izin masuk harus dilakukan di BBTNGGP. Adapun pintu masuk pendakian bisa ditempuh melalui pintu masuk cibodas, gunung puteri, dan salabintana. Kali ini kita akan membahas pintu pendakian via gunung puteri. Pintu masuk gunung puteri cukup terkenal treknya menanjak terus, namun trek ini lebih mudah dibandingkan trek pendakian via salabintana. Dijalur pendakian gunung puteri kita tidak akan menemukan sumber air kecuali di pos pemeriksaan. Pertama-tama kita akan melewati perkebunan sayur milik rakyat sebelum memasuki area hutan, selanjutnya dari sini trek yang kita lewati adalah hutan, jalanan yang kita lewati tidak terlalu sulit karena sekarang sudah dibuatkan tangga-tangga. Dari pos pemeriksaan gunung puteri sampai ke alun-alun surya kencana membutuhkan waktu sekitar 5-7 jam perjalanan (tergantung kecepatan berjalan dan barang bawaan), tidak banyak view yang bisa kita liat selama perjalanan menuju alun-alun surya kencana yang ada hanya hutan hujan tropis sesekali palingan kita hanya bisa melihat monyet-monyet. Baru sampe di alun-alun surya kencana kita bisa melihat pemdangan yang memanjakan mata (jika cuaca bersahabat). Di area alun-alun suryakencana terdapat sebuah mata air, namun saat musim kemarau sumber ini kering, dan sekalinya ada hanyalah tetesan air dari tebing batu, dan hati-hatilah di alirannya terdapat banyak ranjau (kotoran manusia tak bertanggung jawab), saat mendirikan tenda di alun-alun suryakencana sebaiknya mencari tempat yang dekat dengan pepohonan supaya tidak tertepa angin secara langsung, terkadang angina malam ditempat ini cukup besar. Untuk menuju puncak dari alun-alun suryakencana membutuhkan waktu sekitar satu jam (apabila membawa barang bawaan yang cukup berat), namun jika hanya membawa air saja waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 45 menit.

    #camping ground surya kencana

    #alun-alun surya kencana

    #trek menuju puncak gede dari surya kencana

    #puncak gede dengan backgroud surya kencana (anak newbie bro)

    #pendakian persahabatan geochelone & acromion

    #my team (cowo-cowo letoi)

    #pos I via gunung puteri

    #view awan dari surya kencana

    MERASAKAN WISUDA DI PUNCAK GUNUNG

  • Wednesday, June 4, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:

  • Wisuda atau yudisium biasa di jalani oleh seorang mahasiswa/I yang telah selsai menempa ilmu di perguruan tinggi, dan bahkan pada zaman sekarang siswa SMP/SMA pun menyebut acara kelulusan dengan istilah wisuda. Dan biasanya dilaksanakan disebuah ruangan atau gedung lengkap dengan semua atribut dan prosesi acaranya yang melibatkan senat. Suatu ketika saya masih duduk di bangku kuliah saya memiliki impian bisa foto menggunakan toga lengkap dengan memegang izajah di puncak suatu gunung, dan kala itu saya bermimpi bisa merayakan itu semua di puncak gunung rinjani, namun karena pertimbangan waktu, jarak dan sebagainya, maka saya putuskan untuk mengambil foto wisuda di salah satu puncak gunung yang ada di jawa barat, dan akahirnya terpilihlah gunung Guntur yang berada di kabupaten garut. Gunung ini memiliki ketinggiann 2249 mdpl (meter di atas permukaan laut). Konon katanya trek gunung Guntur ada sebagian yang mirip dengan trek gunung rinjani, kala itu hanya berselang 4 hari dari acara yudisium yang saya lalui di kampus, kemudian setelah saya mengajak dan mempengaruhi kawan-kawan saya untuk berfoto ria mengenakan toga di gunung, dan akhirnya mereka pun mau, kala itu kawan yang sudah melaksanakan yudisium bersamaan dengan saya da lima orang yaitu saya sendiri, hario, andre, denny, dan ikhsan dan satu tambahan anggota seorang mahasiswa residivis yang disegani seantero angkatan sebut saja bang mokopunks namanya. Kala itu kita berangkat menggunakan sepeda motor menuju garut dari bogor rombongan kita berjumlah 3 motor dan masing-masing saling berboncengan, lama perjalanan sekitar 7 jam itu pun juga sudah ngebut kecepatan rata-rata yang kita tempuh adalah 80 km/jam, selama perjalanan kita banyak istirahat karena rasa kantuk terus mendera, jadi untuk keamanan dan keselamatan kita banyak istirahat untuk mengusir kantuk, sekitar pukul 04.30 subuh kita baru sampai di garut di pom dekat menuju arah pintu masuk gunung Guntur disana kita istirahat sembari giliran sholat subuh. Setalah semua beres kita melanjutkan perjalanan ke pos pelaporan yang berada tidak jauh dari pom bensin tersebut sekitar pukul 5.45 kita sampai di TKP dan kita melapor ke RT nya sembari menitipkan motor disana, karena pasukan saya belum pada sarapan jadi kita meminta tolong kepada bu RT untuk memasakan makan untuk kita (tentunya kita beli donks). Sekitar pukul 7.30 nasi pun sudah siap, kala itu kita sembari menunggu nasi matang kita tidur sejenak. Baru setelah itu kita menyantap nasi tersebut dan sehabis itu dating rombongan lain yang  hendak akan mendaki gunung gunung Guntur juga. Maka kita bergabunglah dengan rombongan mereka kebetulan sang leader (kanga li dan kang unang) sudah sering kesana kebetulan saat itu mereka berdua mengantar tamu dari jabodetabek. Saat itu ada salah satu timnya yang wanita yang lumayan bening dan pokonya gueee banget brooow hahaha. Selama perjalanan kita berjalan sama-sama. Jalanan yang kita lalui cukup melelahkan juga, namun demi satu tujuan foto pake tiga di gunung kita tetap semangat, sampai kita di pos peristirahat (puncak I) disana kita mendirikan tenda. Dan keesokan harinya kita akan menuju puncak II, saat akan menuju puncak II terjadilah sedikit perpundungan ketika bang mokopunks sangat semangat sekali untuk ke puncak II dan kita sangat malas sekali saat dia mengajak cepat-cepat berangkat k epos II kita abaikan dan akhirnya dia pundung mojok di pojokan tenda yang tidak lebih besar dari badannya, namun setelah bang mokopunks pundung akhirnya kita putuskan untuk menuju puncak II dan saya pun terpaksa kalau bukan butuh bantuanya untuk mengambil foto kita saat mengenakan toga malas sekali untuk memaksa bang mokopunks naik ke puncak II, dengan perasaan takut dan segan (takut di telen idup-idup, secara men doski yang megang kekuasaan di fakultas) saya fucksa dia naik dan akhirnya dia pun mau ikut naik ke puncak II sebenarnya kita agak telat naik ke puncak II namun tak apalah, walaupun telat kita masih bisa menikmati indahnya sunrise, setelah menikmati indahnya sunrise kita segera melanjutkan menuju puncak sekitar 10 menit kemudian kita sampai tepat di puncak II kita istirahat sejenak dan setelah itu kita berganti kostum mengenakan toga lengkap dengan atributnya, sebelum foto bersama kita mengambil foto masing-masing dahulu baru setelah puas kita foto bareng, dan tentu saja disini yang kita minta tolong bantuanya untuk mengambil gambar kita adalah bang mokopunks, senang rasanya kala itu bisa foto bareng mengenakan toga di puncak gunung, dan terimakasih banyak pula kita sampaikan kepada bang mokopunks yang sudah mau membantu kita, viewnya kala itu sangat indah dengan background gunung papandayan dan gunung cikuray ditambah dengan cuaca cerah menambah keksotisan foto kita.



    sesaat istirahat mengusir kantuk

    berpose saat berjalan

    view sunrise diantara gunung ciremai dan gunung slamet

    saat istirhat sebelum yudisium dipuncak

    ucapan yang di dedikasikan untuk orang tua dan keluarga

    siap-siap foto bareng

    impianku akhirnya terkabul

    POCONG KOPLAK NGESOT

  • Tuesday, June 3, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:

  • #pocong-pocong ngesot

    Dikala kita mendengar kata pocong pasti pikiran kita akan tertuju pada hal berbau horror, namun kali ini “POCONG” disini berbeda, dan tidak seseram yang dibayangkan. Tim pocong terbentuk ketika saya melakukan pendakian ke gunung rinjani pada tanggal 24-28 Mei 2014, ti ini beranggotakan saya (irwan), kak apip (kepala suku) kak nanang, kak angsori, bujang juanda, dan bujang ilham (si bujang ini anak jambi punya). Sebelumnya kita belum pernah bertemu secara langsung, mimpi dan cita-cita menapaki puncak tertinggi ke tiga di Indonesia lah yang mempertemukan kita (ilham, juanda, dan saya belum pernah naik gunung rinjani sebelumnya, namun kaka apip, kaka ang, dan kak nanang sebelumnya sudah pernah mendaki gunung ini). Entah apa yang membuat kita terasa begitu dekat dan akrab walaupun kita baru bertemu, kedakatan dan rasa persaudaraan tumbuh selama perjalanan mendaki menuju puncak tertinggi ke tiga di Indonesia, dari beberapa tim yang ada diantara rombongan kita memang tim kita lah yang paling berisik dari mulai bangun sampai kita akan tertidur lagi, terutama ini disebabkan oleh kaka ang yang tak pernah henti-henti tertawa selama perjalanan dan kawan lainnya yang ada saja ulah dibuatnya sehingga mengundang gelak tawa, dan paling nyentrik adalah kaka ang berjalan sambil menyalakan music tak tangung-tanggung dia membawa sepeaker portable dan batre cadangan (power bank untuk megisi batre speakernya). Dan tingkah yang dilakukan oleh saya, ilham, dan juan adalah bertanya kepada kak apip “kak bukitnya berapa lagi” karena memang pendakian ini harus melewati beberapa bukit, kita bertiga terus menggrutu karena seakan-akan bukit yang kita lewati tak ada habisnya kaka pip hanya tersenyum saja sambil sesekali berucap “bukitnya satu lagi, nikmati saja, nanti juga sampe”.  Sesaat kita berhenti bersama untuk istirahat mengambil nafas, namun saat berhenti istirahat pun gelak tawa tak henti-hentinya bahkan makin menggila, gelak tawa muncul karena tingkah ulah dari kita maupun karena salah seorang dari kita bercerita konyol yang memang ketika mendengarnya susah sekali untuk menahan tawa tersebut. Perjalanan selama 5 hari 4 malam membuat kedekatan dan keakraban itu pun semakin terasa. Malam pertama kita berkemah di Antara pertengahan pos II dengan pos III karena di pos I & II sudah penuh dari malam pertama pun kita memang yang paling menonjol dalam membuat kerusuhan suara, kita berenam memang sangat ahli memancing lebih tepatnya memancing keributan gelak tawa, yang laun sudah pada terlelap tidur kita masih asik ngobrol sambil tertawa-tawa, keesokan harinya sekitar pukul 09.00 WITA kita baru melanjutkan perjalanan menuju pos pelawangan sembalun, yang merupakan titik terahir kita dapat mendirikan tenda sebelum kita melanjutkan perjalanan menuju puncak tertinggi di tanah nusa tenggara. Di perjalanan menuju pelawangan sembalun pun kita masih tertawa-tawa walaupun medan yang kita lewati semakin terjal karena yang kita lewati adalah tiga bukit penyesalan, dijuluki seperti ini karena medannya benar-benar menyiksa, mau pulang lagi jauh, mau menuju puncak pun masih jauh, benar-benar bukit penyesalan, sangat menyesal sekali kalau dalam hidup tidak pernah melewatinya, pemandangan yang disajikan  benar-benar menentramkan mata. Saat di pos pelawangan sembalun tenda kita (kak apip, kak anang, kak ang, bujang juan, bujang ilham dan saya) berhadap-hadapan dan berdekatan, ada yang special pada malam itu bertepatan tanggal 25 mei 2014 dimana bujang ilham saat itu berulang tahun, dan sekitar pukul 8.30 WITA ada acara potong kue tart  entah siapa yang membawa kue tersebut tapi itu sangat berkesan banget walaupun bukan saya yang berulang tahun, memang luar biasa malam itu terutama buat bujang ilham, dibawah langit yang berbintang dan dekapan dinginya malam di gunung saat itulah kita merayakan hari jadinya bujang ilham yang ke 25, dalam hati saya terbersit “gileee bro envy gw” karena dalam 2 bulan yang sama saya ikut merayakan 2 ulang tahun sekaligus. Setalah acara potong kue dan tiup selesai kita segera tidur mengumpulkan energy untuk mempersiapkan menuju puncak yang akan dilkukan pada pukul 01.00 WITA dini hari, jadi sekitar pukul 12 kita sudah harus bangun, malam itu orang yang akan menuju puncak berduyun-duyun ramai sekali dan jalanan pun sempit padat merayap. Sekitar pukul 01.30 WITA rombongan kita baru memulai pendakian menuju puncak, namun pada malam itu tim pocong kekurangan dua personil yakni kak ang dan kak nanang yang tidak melanjutkan perjalanan menuju puncak, setelah perjalanan dimulai setelah sampai pada pegangan tangga, kak apip bilang ke saya, wan kamu duluan aja (maksud dia duluan nanti tunggu di punggungan bukit sebelum menuju puncak), saya mengira kak apip menyuruh saya duluan ke puncak, tanpa piker panjang saya langsung tancap gas menuju puncak selama perjalanan saya banyak menyalip orang sampai akhirnya saya Cuma berjalan sendiri ke puncak dan tiba-tiba ada seorang yang menyusul saya pendaki rombongan lain namanya wahyu, saya dan dia berjalan berdua, selama perjalanan tidak banyak istirahat, istirahat yang saya ambil untuk menarik nafas hanya sekitar 3 menit paling lama, setelah sekian lama berjalan akhirnya saya jalan sendirian lagi karena si wahyu berjalan lebih pelan lagi, saya terus berjalan tanpa lihat kiri kanan ataupun ke atas, saya hanya melirik ke belakang sesekali, yang terlihat hanyalah sorotan lampu dari para pendaki yang akan menuju puncak, saya putar music saya dendangkan lagu-lagu memompa semangat bertemakan Indonesia, dan akhirnya saya sampai pada suatu daerah yang sedikit datar lalu saya bertanya pada orang yang duduk disana “mas ini puncak”, lalu orang tersebut iya ini puncak di depan sedkit lagi, setelah itu saya tengok ke depan dan terlihat sebuah tiang tersematkan bendera merah putih, dan ternyata saya adalh orang yang ke emapat sampai di puncak, perjalanan dari pelawangan sembalun menuju puncak saya tempuh dengan waktu kurang lebih 3,5 jam saja, sesampainya di puncak saya tak bisa berkata apa-apa lagi hanyalah air mata yang keluar membasahi pipi kemudian saya bersujud sembari mengucap hamdallah, dan selama saya bersujud pun air mata saya masih menetes membasahi pipi. Setelah sekitar 5 menit mengambil nafas kemudian saya mengambil tayamum untuk melaksanakan sholat subuh, karena pas saya sampe bertepatan dengan waktu sholat subuh. Setelah beres sholat subuh saya mencoba mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto sambil memegang plang bertuliskan puncak rinjani. Sembari menunggu sang surya terbit saya duduk-duduk dan bergabung dengan rombongan lain karena rombongan saya belum pada sampai baru sekitar pukul 5.40 rombongan saya bermunculan mulai dari om sarung "na“anya kak erik” (karena dia ke puncak Cuma pake kolor habis itu hanya mengenakan sarung, badanya memang agak banyak kurus  haha), setelah itu rombongan IPDN, menyusul kembali bujang ilham mulai terlihat, kemudian kak apip dan bujang juanda. Ternyata rombongan makasar tidak melanjutkan perjanan menuju puncak begitu juga kak didit, ada satu yang sangat saya sesalkan pada saat itu, saya dan ilham membawa tulisan yang cukup special untuk di bawa ke puncak dan barang tersebut disimpan di tas nya bujang ilham, namun sesaat akan berangkat tas tersebut dibawa oleh porter yang memang sengaja di bawa oleh kak didit untuk membatunya, namun apa dikata karena kak didit tidak sampai ke puncak tulisan saya (sudah di laminating) dan tulisan sang bujang ilham (berupa spanduk) pun naas tidak sampai puncak, dalm hati terasa menyesal kenapa harus menyerahkan tas tersebut pada porter. Bagi saya tulisan tersebut sangatlah berarti karena tertulis kata-kata yang sangat ingin saya sampaikan pada Indonesia. Namun saya dan bujang menerima nasib. Ada hal yang sedikit unik dan kampreeet saat di puncak yaitu tingkahnya si bujang juanda dimana yang lain asyik mengabdikan momen, eh dia malah asik gonta ganti pakain setelah itu berpose dan kemudian ganti lagi pakaian dan kembali berpose, sungguh bujang newbie dan sungguh kampreeet si bujang satu ini tapi ini yang bikin ngakak dan terkenang di puncak rinjani. Setelah sekitar 1 jam di puncak kak apip mengajak untuk turun, diantara rombongan itu sayalah yang agak males untuk turun  karena berniat dan berharap si porter akan menuju puncak, namun setelah saya pikir kembali saya putuskan untuk turun saja.  Perjalan turun kitalah (saya dan si bujang juan) yang paling belakang karena kita asik berfoto ria, sampai pada saatnya saya bosan saya tinggalkan si bujang yang masih asik foto-foto ria.  

    JALUR PENDAKIAN GUNUNG GUNTUR

  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:

  • Gunung Guntur terletak di kabupaten garut jawa barat, orang-orang atau para pendaki mengenal istilah singkatan PaGuCi untuk nama gunung yang berada di garut Paguci sendiri singkatan dari papandayan, Guntur, dan cikuray karena memang ketiga gunung inilah yang sangat terkenal di garut di kalangan para pendaki khususnya pendaki local dan sekitaran jawa barat dan jabodetabek. Ketinggian dari gunung ini hanya sekitar 2249 mdpl, namun jangan menganggap remeh jalur yang harus kita lewati untuk sampai di puncaknya. Jalur yang kita lewati berupa padang rumput terbuka karena adanya aktifitas penambangan pasir. Dari desa terahir kita melapor untuk pendakian tepatnya di rumah RT desa tersebut disini pula kita bisa menitipkan motor jika anda membawa motor. Dari desa ini banyak sekali truk-truk yang bersliweran menuju daerah curug citiis, tempat aktifitas penambangan pasir, dari desa terahir sampe curug citiis jika berjalan membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan, jika anda ingin mengehemat waktu anda juga bisa menupang truk yang menuju curug citiis, anda cukup memberikan uang rokok saja ke supir (biasanya seikhlasnya saja), karena supir biasanya tidak pernah mematok harganya, jika anda hendak menumpang tru tersebut disarankan jangan terlalu siang karena kalau sudah siang sudah jarang. Jalur yang kita lewati dari pos pelaporan sampe curug citiis berupa jalanan berpasir yang masih landau, baru dari curug citiis menuju puncak bohong jalanan sudah mulai curam sekali, jalan yang kita lewati berpasir jadi harus hati-hati saat berjalan ditambah lagi sama sekali tidak ada ranting untuk pegangan yang ada hanyalah rumput saja untuk pegangan, waktu tempuh Antara curug citiis menuju puncak bohong sekitar 3-5 jam (tergantung kecepatan berjalan dan berat bawaan yang kita bawa), dari puncak bohong menuju puncak 1 kurang lebih sekitar 10 menit, dan dari puncak 1 menuju puncak 2 waktu yang dibutuhkan sekitar 45 menit tanpa membawa carrier bag, konon katanya gunung Guntur memiliki 6 puncak, namun dari puncak 2 saja pemandangan yang bisa kita nikmati sudah luar biasa bagus jika cuaca sedang cerah. Ada pendaki yang bilang kalau trek gunung mewakili sebagian trek gunung rinjani, dan ketika saya ke gunung rinjani setelah turun dari gunung Guntur memang benar ada sebagian trek gunung rinjani yang mirip dengan trek gunung Guntur. Pos terhir kita bisa memproleh air hanya di curug citiis setelah itu kita tidak akan menemukan sumber air lagi, jika hendak mendaki gunung Guntur alngkah baiknya menggunakan geiter supaya kerikil-kerikil tidak masuk ke dalam sepatu, karena trek yang kita lalui memang berkerikil, ada sebagian yang kerikilnya dalam, da nada juga yang hanya dipermukaan saja kerikilnya, yang perlu lebih hati-hati adalh ketika kita melewati trek yang pasirnya hanya dipermukaan karena sangat licin ketimbang dengan trek yang kerikilnya lebih dalam. Pemandangan yang bisa kita lihat dari puncak sangat eksotis, dikala malam tiba dan cuaca cerah kita bisa melihat kelipan bintang-bintang dan bisa juga kita melihat city view garut.

    permadani awan gunung guntur


    #aliran air curug citiis gunung guntur

    #trek gunung guntur


     View sunrise dari puncak II


    view gunung papandayan dan gunung cikuray dari puncak II

    puncak bohonng

    MENAPAKI MIMPI DI TANAH 3726 MDPL, CHAPTER #2

  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:


  • #team pocong

    Sekitar pukul 18.00 waktu Indonesia tengah saya sampai di terminal mandalika Lombok, dari sana saya masih harus menyambung perjalanan menggunkan engkel menuju daerah masbagik dimana rombongan yang akan saya tebengi berada, namun ternyata karena sudah kesorean engkelnya sudah tidak ada terminal pun sepi sekali, kebetulan bis yang saya tumpangi dari malang tersebut akan menuju Sumbawa dan melewati daerah tujuan saya, lalu saya ikut bus tersebut. Banyak hal indah tak terduga yang saya alami selama perjalanan mulai dari bogor sampai Lombok. Semuanya seakan sudah direncanakan oleh Allah dan semua doa yang saya panjatkan benar-benar dikabulkan selama perjalanan saya sama sekali tidak menemui halangan atau hambatan. Kisah unik yang pertama yaitu saat dikereta api, karena saya berangkat sendiri jadi otomatis saya tidak kawan yang bisa saya ajak bicara, saat sampai di stasiun pasar senen disana saya bertemu beberapa pendaki yang hendak akan mendaki gunung semeru, selama saya menunggu keberangkatan kereta saya ikut bergabung dengan mereka saling bercengkrama, dan sampai saat keberangkatan kereta barulah kita berpisah karena kita berbeda gerbong. Lalu saya menuju kursi saya di gerbong 6, saat saya akan meletakan tas ternyata saya duduk bersebelahan dengan wanita dia seorang mahasiswi universitas terkemuka di malang, akhirnya kita pun berkenalan dan ujung-ujungnya bercerita banyak tentang kuliah dia masih dibawah saya satu tahun, ternyata adiknya wanita tersebut sedang mendaftar dan mengambil jurusan yang sama dengan jurusan yang saya ambil dulu di bekas kampus saya, pada saat itu saya hanya berjabat tangan saja tanpa saling memperkenalkan nama, karena ibunya orang sumedang dan dia Tanya saya asal dari mana, saya jawab asal saya dari cianjur, kemudian dia memanggil saya “aa” (panggilan untuk pria yang lebih dewasa dari kita dalam Bahasa sunda). Selama perjalanan disetiap kesempatan kita ngobrol, dan sesekali saya pergi ke gerbong untuk sekedar menghirup udara, digerbong tersebut juga ada beberapa pendaki yang sedang asik merokok secara spontan kita ngobrol karena kita kenal dari tampilan seorang pendaki, ternyata mereka hendak mendaki gunung semeru ada satu orang yang saya ajak ngobrol dia juga hendak mendaki gunung semeru, ternyata dia sudah beristri dan sudah beranak, rupanya pula ini merupakan pendakian terahir baginya karena dia sebelum menikah sudah membuat perjanjian dengan istrinya kalau dia akan berhenti mendaki kalau sudah mendaki gunung semeru,kisahnya cukup mengesankan mengenai pendakian yang sudah dia lakukan selama ini, dia baru mendaki gunung-gunung di pulau saja, namun dari tampilnya dia merupakan pendaki yang sudah berpengalaman. Sekitar pukul 07.lewat WIB saya sampai di stasiun kota baru malang kebetulan kala itu keretanya berjalan cepat tak seperti biasanya dan teman saya yang di malang yang hendak akan menjemput saya pun kaget, sembari menunggu teman saya tersebut saya sarapan dahulu karena lapar belum makan semalaman, dan setelah makan saya pergi ke warkop untuk sekedar menikmati secangkir kopi sampai teman saya tiba. Itu penggalan kisah dalam gerbong kereta sebelum saya sampai di kota 1000 mesjid (Lombok). Selain kisah dalam gerbong kereta, selama perjalanan di bus dan kapal saat menyebrang saya juga bertemu dengan beberapa orang yang saya ajak ngobrol mulai dari mahasiswa Lombok yang kuliah di malang dan kebetulan saat itu dia akan mudik, ada juga seorang koki restoran dia asli malang namun sudah sekitar 6 tahun dia bekerja di Lombok sebagai koki, bapak koki ini pun banyak cerita tentang pengalamanya melanglangbuana sewaktu dia masih muda sampai bercerita keadaan Lombok dan adat istiadat Lombok. Tak terlewatkan dia bercerita tentang gunung rinjani dan laranganya karena dia juga pernah pergi kesana walaupun Cuma sekedar main dan tidak sampai puncaknya, dia pun menawarkan untuk singgah ditempat ia bekerja, namun saya tidak bisa karena keterbatasan waktu. Sungguh perjalanan yang luar biasa 3 hari 2 malam walaupun saya berangkat sendirian dari bogor namun selama perjalanan saya tidak merasa kesepian karena bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa saya ajak bicara untuk mengusir kepenatan, maklum perjalanan 3 hari 2 malam pasti sangat melelahkan dan membosankan jika hanya sendirian. Si mahasiswa yang kuliah dari malang tadi pun saya ajak bicara, anaknya pendiam namun asik, dan rupanya dia akan berhenti ditempat saya akan berhenti pula, karena kebetulan kawan yang akan saya tebengi saat mendaki tersebut bersedia menjemput di temapt saya berhenti, maklum sudah malam jadi tidak ada moda transportasi yang langsung dan memang moda transportasi di Lombok tak semudah di jabodetabek yang hampir 24 jam nonstop. Saya sampe di perempatan masjid agung masbagik sekitar pukul 20.00 waktu Indonesia tangah dan tak lama kemudian kawan yang akan saya tebengi tersebut menjemput saya dan saya langsung dibawa ke rumahnya. Sesampainya di rumah dia ternyata penuh dengan logistic untuk perbekalan rombongan kita nanti, saya istirahat sejenak untuk meluruskan kaki kemudian dia (kaka pip namnya) melanjutkan mendaftar barang untuk tiap kelompok dalam tim, sekitar 2 jam setelah itu kak apip bilang kalu rombongan dari jambi yang berjumlah dua orang dan rombongan dari maksar yang berjumlah tujuh orang akan segera tiba, kemudian saya diajak ke markas PMI yang menjadi basecamp kita berkumpul, karena kebetulan kak pip aktifis PMI Lombok timur sembari menunggu rombongan dari jambi dan makasar saya diperkenalkan dengan kawan-kawanya dia, orangnya asik-asik juga dan ada juga yang koplak, tak begitu lama setelah kita sampai ke markas PMI kedua rombongan pun tiba, dari tampilanya sih mereka anak mapala (saya kira) ternyata setelah berbincang-bincang mereka bukan semuanya mapala, dan bahkan ada yang pertama kali mendaki gunung (rinjani pendaki pertama mereka) namun leader dari rombongan makasar sebelumnya saat dia masih jadi mahasiswa pernah mendaki gunung rinjani bersama rombongan mapala nya. Rombongan dari makasar karena berjumlah 7 orang maka oleh kak apip di titipkan di markas PMI sedangkan saya dan 2 orang jambi (juanda dan ilham namanya) dibawa ke rumah kak apip, dan kita bertiga satu tim (saya, juanda, dan ilham). Waktu pun sudah larut malam, kita istirahat untuk mempersiapkan fisik. Rencana yang telah disusun kak apip, kebetulan dia jadi leader rombongan kita yang berjumlah 22 orang karena rombongan kita bertambah 4 orang dari IPDN, dan sisanya rombongan temannya kak apip, semula kak apip bilang kita akan mulai menuju pos pendakian semablun sekitar jam 11.00 WITA namun karena ada salah satu rombongan yang harus masuk kerja setengah hari pada saat itu, maka jadwal keberangkatan pun molor dari awalnya kita akan start pendakian pukul 14.00 WITA berubah menjadi pukul 18.00 WITA baru memulai pendakian, tujuan pertama kita untuk istirahat adalah pos 3 disanalah kita akan mendirikan tenda untuk malam pertama, dan estimasi perjalanan kurang lebih sekitar 5 jam dari pos pintu masuk itupun kalau kita tidak banyak istirahat. 

    SUMPAH MATI AKU CINTA PADAMU

  • Monday, June 2, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label: ,


  • #view puncak rinjani, segara anak, dan gunung baru jari dari pelawangan senaru

    Namamu begitu gagah saat orang menyebutmu, Sungguh merinding ketika orang menyebutkan jalur menujumu, Sungguh panjang jalan cerita yang akan ku lalui ketika mengunjungimu, Sampai pada saatnya kegagahan namamu, dan jalurmu berada di depan mata, Sungguh tak percaya rasanya berhadapan denganmu, Sejak aku melihat kegagahanmu secara langsung, dalam benaku hanya ada satu pikiran Aku akan berada di puncakmu dan akan kukubirkan sang saka merah putih, Untuk mencapaimu memang sangat berat, namun satu keyakinan yang membuatku tetap berjalan, Aku akan menyesal seumur hidup bila aku tak pernah menengokmu, Aku akan tersiksa kalau aku tak bisa mengungkapkan rasa cintaku padamu, Kekuatan cinta dan rinduku pada pesonamu menguatkan tekadku untuk sampai di titik tertinggimu, langkah demi langkah terus ku lalui, peluh pun menetes di setip langkahku, tenggorokan yang kering terkena sengatan sang surya tak membuatku menyerah, walaupun sesaat godaan terus menyerang melumpuhkan semngatku dengan sekuat tenaga aku melawannya, sampai pada satu tempat yang orang sebut dengan pelawangan sembalun, disana aku tertegum memandang ke arahmu, disana pula sempat terbersit pikiran, mampukah aku menapaki puncakmu, mampukah aku berada disana bersama kawan-kawanku, beberapa saat aku memikirkanya, ku ambil nafas dalam-dalam, jika aku sudah menyerah disini maka perjuanganku akan sia-sia, cinta dan rinduku takan tersampaikan semalam sebelum menuju puncakmu aku terus memikirkanmu aku terus-terusan menyebut puncakmu, sampai saat dini hari tiba dimana perjalanan menuju puncakmu akan dilakukan, baru saja keluar dari tenda godaan pun menghadang, angina yang menusuk tulang seakan menahan dan membekukan semangatku, namun aku katakana dalam hatiku badanku akan lebih membeku, dan hatiku akan kaku jika aku sampai menyerah dan tidak sampai dipuncakmu sehingga akhirnya aku tak bisa mengungkapkan rasa rindu dan cintaku padanya. Dengan perasaan penuh harap, penuh semangat setelah aku berperang dengan batinku akhirnya perjalanan pun dimulai, bukan hanya aku yang memiliki impian menapaki puncakmu tapi ratusan orang dari berbagai belahan daerah menuju puncakmu, aku tak menghiraukan dinginya angina yang menusuk tubuh dan tulang, aku tak menghiraukan terjalnya medan yang harus ku lalui, aku yakin semua ini akn terbayar lunas aku terus berjalan merunduk tak kuhentikan langkah kakiku ini sampai saat pada suatu titik terasa datar dan aku tak menyadarinya kalau aku sudah berada di puncakmu, dan untuk memastikannya aku pun bertanya pada orang yang ada disana dan dia pun mengiayakan kalau tanah yang sedang aku injak adalh puncaknya, dan akulah orang ke empat yang ada di puncaknya, seraya mengucap hamdalah kepala ini ku ajak bersujud tak terasa air mata kebahagiaanpun mengalir dengan deras setelah itu aku ambil wudhu (tayamum), karena sudah waktunya untuk menunaikan ibadah sholat subuh, sungguh tentram dan nyaman hati ini, semua lelah dan letih hilang seketika melihat pesona kecantikan dan keanggunanmu akhirnya mimpi yang sekian lam tertunda terwujud dan akhirnya aku bisa mengungkapkan rasa rindu dan cintaku padamu wahai gunung rinjani, perjalanan kali ini memang perjalanan spiritual yang penuh dengan anugrah rasanya damai sejahtera berada dalam pangkuan alamu.

    5 hari 4 malam dibawah langit yang berbintang,
    diatas gagahnya puncak rinjani
    di depan luasnya savanna sembalun yang hijau
    seluas mata memandang indahnya segara anak
    dengan cucuran peluh kebahagiaan,
    setiap langkah pengorbanan, setitik harapan untuk menggapaimu
    aku jaga selalu api semngatku demi mengungkapkan cintaku padamu
    malam itu tepat berada di bawah langit yang dihiasi bintang
    di depan tenda-tenda yang penuh akan kehangatan kebersamaan
    gelak tawa yang keluar dalam dinginya pelukan angin malam
    kokohnya puncakmu, sejukanya alammu, teduhnya danaumu menjadi saksi
    betapa aku mencintaimu, dan malam itu pula aku menyatakan cintaku, sayangku, dan rinduku
    walaupun kamu tak pernah bisa mendengar
    walaupun kamu menganggapku becanda
    walaupun aku takan pernah bisa memilikimu
    walaupun aku takan pernah bisa memelukmu
    aku tak  memperdulikan itu dan dengan tegas aku nyatakan
    aku mencintaimu
    aku menyayangimu,
    aku merindukanmu,
    engkaulah anugrah terindah yang ku rindukan,
    engkaulah anugrah tercantik yang aku cintai, dan
    engkaulah anugrah kesayangan yang aku impikan wahai gunung rinjani
    (pusi rindu untukmu wahai gunung Rinjani)

    MENAPAKI MIMPI DI TANAH 3726 MDPL, CHAPTER #1

  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label: ,


  • Gunung rinjani sudah termashur keindahannya dikalangan para pendaki gunung dan para pemburu foto keindahan alam, dan tidak terkecuali bagi saya kabar keindahan gunung tersebut pun sampai terdengar di telinga saya, walaupun saya bukanlah seorang pendaki yang professional apalagi seorang photography, sekitar 3,5 tahun yang lalu tepatnya saat saya berada di bangku kuliah semester 3 (awal saya mengenal mendaki gunung) dikala itu gelora semangat masih sangat menggebu-gebu untuk mendaki gunung tepatnya saat berada di puncak gunung gede (gunung pertama yang saya daki) salah satu kawan saya bertanya setelah ini gunung mana yang ingin kamu daki? Dengan polos da nasal ceplos saya jawab “semeru” padahal sebelumnya saya tidak tahu menahu tentang gunung tersebut, seiring dengan beriringnya waktu saya sering browsing tentang gunung-gunung di Indonesia termasuk gunung favorit para pendaki dan salah satu diantaranya adalah gunung semeru. Sampai pada suatu ketika teman saya tersebut menyarankan saya untuk membaca novel “5 CM.” namun saya tidak pernah sama sekali membca novel tersebut walaupun kata teman-teman yang sudah membcanya sangat bagus, dan tidak jarang orang yang sudah membaca novel tersebut ingin mencicipi rasanya mendaki dan menikmati keindahan alam gunung semeru, karena memang novel tersebut bercerita tentang 5 sahabat yang melakukan pendakian ke gunung semeru, dan saya pun baru membaca novel tersebut setelah saya mendaki gunung semeru dan sampai di puncak mahameru saya menghndari membaca novel tersebut sebelum saya mendaki gunung semeru karena saya tidak ingin terbawa arus.  Selama saya memiliki mimpi untuk mendaki gunung semeru saya juga memiliki cita-cita setelah mendaki gunung semeru saya ingin mendaki gunung rinjani, dan mulai dari saya bermimpi menapaki kedua gunung tersebut saya sudah memulai mempersiapkan semuanya mulai dari perlengkapan, info, dan keuanganya (menabung) karena saya tau untuk menapaki kedua puncak tersebut membutuh uang yang tak sedikit selain jarak yang jauh, juga membutuhkan perlatan standar operasional mendaki gunung. Mimpi dan impian pun berjalan dan tak terasa 3,5 tahun dari sejak bermimpi sampai impian tersebut bisa tercapai. Satu langkah menuju mimpi ini berawal ketika saya bertekad pada tahun ini (2014 sebelum saya masuk ke program pendidikan profesi) saya terlebih dahulu harus menginjakan kaki di puncak tertinggi ke tiga Indonesia, kala itu ada teman saya yang berasal dari malang menanyakan apakah saya jadi ke gunung rinjani atau tidak, karena kebetulan temannya juga akan kesana, setelah panjang lebar saya bercerita denganya akhirnya saya di beri nomer handphone temanya tersebut dan langsung saya hubungi dan bertanya-tanya mengenai semua teknisnya, dan setelah sekian lama akhirnya saya putuskan untuk bergabung dengan meraka (walaupun dalam hati masih setengah-setengah). Entah apa yang menghantui dalam hati sehingga saya masih ragu-ragu bergabung dengan mereka, karena yang menjadi masalh keraguan saya disana adalah masalah tanggal keberangkatan dan tanggal kepulangan, dan yang saya beratkan disini adalah tanggal kepulangan dan moda transportasi yang harus saya gunakan, maklum saya masih seorang pelajar kadaluarsa yang luar binasah, dan saya juga melihat dompet untuk jenis moda transportasi yang harus saya gunakan untuk kepulangan adalah pesawat (gilaaa meeen pesawat mahal, mana belum pernah pula naik pesawat sebelumnya). Satu hal yang bikin saya tertawa bodaoh juga karena belum pernah ada pengalaman naik pesawat sebelumnya sehingga saya kebingungan saya lari kesana kemari bertanya pada teman-teman yang memang sering naik pesawat saat mudik, disana terlihat sekali betapa katro dan bodohnya saya, namun dalam hati saya bicara “bodo amat gw terlihat seperti orang tolol yang penting gw kokoh dalam mempertahankan impian dan berusaha menggapainya”. Akhirnya setelah ada gambaran mengenai pesawat, saya segera membeli tiket kereta dengan tujuan malang karena saya berencana menghemat keuangan jadi saya pilih kereta sampe malang, dan dari malang saya sambung menggunkan bus malang-mataram, setelah semua tiket dipegang saya kembali memastikan teknisi keberangkatannya sampe benar-benar fix supaya tidak terjadi salah komunikasi yang fatal karena memang tim yang akan saya tebengi belum pernah bertemu sebelumnya. Karena untuk keberangkatan saya menggunkan moda transportasi darat dan laut, jadi saya bertanya mengenai jalur dan keadaanya dilomboknya, karena kebetulan saya punya teman orang Lombok dan teman saya tersebut kebetulan pernah naik gunung rinjani juga jadi saya putuskan untuk bertanya-tanya kepadanya selian untuk menambah info juga untuk mengurangi hal yang tidak diinginkan. Saya saya bertanya kepada temannya teman saya tersebut dia menceritakan kalau ternyata dia dan rombonganya akan mendaki gunung rinjani pada tanggal 24 mei 2014, dan saya ditawari untuk bergabung dengan rombonganya.  Setelah percakapan selesai saya memutar otak dan melihat calendar dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mulai dari keberangkatan dari bogor ke Lombok, pendakian ke gunung rinjani, turunya kembali dari gunung rinjani sampai kembali lagi ke bogor, dan akhirnya setelah saya piker matang saya putuskan untuk bergabung dengan rombongan yang ini. Rombongan  yang pertama akan saya tebengi mereka mulai mendaki tanggal 26 mei 2014 dan mereka belum memiliki plan pendakian dan turunya yang matang, sedangkan rombongan yang kedua mereka sudah memilik plan yang matang dan alasan inilah yang memutuskan saya untuk bergabung dengan rombongan kedua. Ajakn dari rombongan kedua tersebut baru saya daptkan 4 hari sebelum keberangkatan, jadi semuanya saya lakukan serba mendadak dan penuh dengan kenekatan, saya tidak terlalu menghiraukan hal tersebut yang penting saya sudah mendapat restu dari kedua orang tua saya, nenek saya dan keluarga saya. Dengan mengucapa bismillah setelah semua ticketing dan estimasi budgeting selesai tepat tanggal 21 mei 2014 saya bertolak menuju malang, perjalanan kereta saya tempuh satu hari satu malam, dan baru keesokan paginya saya sampai di malang, saat itu teman saya yang di malang yang menawarkan saya untuk bergabung dengan rombongan temannya menyambangi saya di stasiun kereta api kotabaru malang dan saya dijemput untuk dibawa kerumahnya, sebelum bertolak ke rumanya saya minta tolong diantar dahulu ke terminal bus malang (terminal arjosari) untuk membeli tiket bus malang-mataram untuk sore harinya (dadakan meeen), setelah tiket bis ditangan lalu kita bertolak ke rumahnya, saya istirahat setengah hari dirumahnya untuk melepas lelah, karena perjalanan kereta sangat melelahkan. Baru sore harinya (setelah magrib) saya berangkat bertolak menuju Lombok dari malang menggunkan bus, lama perjalanan bus sekitar 21 jam kalau lancer (termasuk dua kali menyebrangi : banyuwangi-bali dan bali-lombok), perkiraan sampe Lombok adalh sekitar pukul 15.00 waktu Indonesia tengah, namun dikarena perjalanan di bali sedkit macet perjalanan malang-lombok ditempuh dengan waktu kurang lebih hamper 24 jam.

    SEGARA ANAK RINJANI

  • Sunday, June 1, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:

  • Segara yang dalam Bahasa sasak artinya laut, segara anak diartikan sebagai anak laut, segara anak berada pada kaldera gunung rinjani, segara anak berada pada ketinggian lebih dari 2000 mdpl menyuguhkan pemandangan yang siapa saja pernah berkunjung kesana akan betah untuk tinggal disana dan akan memiliki cita-cita bisa mengunjunginya untuk yang kedua kalinya, warna airnya yang kebiru-biruan mirip dengan air laut sangat menyejukan mata, tepat ditengah danu ini terdapat gunung baru jari yang menambah keindahan dari danau ini, di danau ini pula terdapat banyak ikan mas, mujair, dan carper bagi anda yang senang memancing jika hendak berkunjung ke segara anak jangan lupa untuk membawa alat pancing. Untuk mencapai tempat ini memang tidak mudah dan membutuhkan kesabaran serta tenaga ekstra, namun semua pengorbanan akan terbayar dengan keindahan pesona alam danau segara anak. Untuk menempuh tempat ini dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar 3-4 jam dari pos pelawangan sembalun, dan untuk mencapai pos pelawangan sembalun dari pos 1 kurang lebih waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 8-10 jam (tergantung kecepatan berjalan dan barang yang kita bawa). Dari pelawangan sembalun juga kita bisa menempuh puncak rinjani dengan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan. Pesona gunung rinjani dan isinya memang takan pernah habis untuk diceritkan dan akan membuat para pengunjungnya ingin kembali berkinjung kesana. Uang dan tenaga yang kita keluarkan tidak akan sia-sia, semua pengorbanan yang dikeluarkan akan terbayar lunas oleh suguhan keeksotisan alamnya. Dari pos 1 sampe pos pelawangan sembalun kita akan disuguhkan oleh hijaunya savanna yang akan membuat decak kagum walaupun terik panas akan menyengat seluruh badan kita, namun mata takan henti-hentinya memandangi keindahan savanna sembalun. Pos yang kita lewati menuju pelawangan sembalun berjumlah tiga pos dan 1 pos ekstra. Bila anda tidak ingin ribet dengan barang bawaan disana anda bisa menyewa jasa porter dengan bayaran Rp.150.000 per hari idelanya 1 porter untuk 2 orang, porter biasanya bisa mengankut barang kita dengan berat maksimal 25 kg. hebatnya porter-porter rinjani mereka membawakan barang kita, membangunkan tenda untuk kita, memasakan masakan untuk kita, serta membongkarkan tenda juga. Dan jangan heran apibila liat jalan porter walaupun mereka barang bawan yang berat tapi jalan mereka seperti kijang gunung, dan tidak perlu bertanya kepada mereka “sudah berapa kali bapak naik gunung rinjani menajdi porter” mereka tidak akan ingat, anda bisa bayangkan dalam sebulan mereka bisa sampe 4 kali menjadi porter para pendaki.

    #team pocong

    #nampak punggungan menuju puncak dari pos tiga

    #pelawangan sembalun view dari punggungan menuju puncak

    #area perkemahan di pinggir segara anak

    #gunung baru jari

    #orang yang sedang asik memancing

    #segara anak