Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

JALUR PENDAKIAN GUNUNG TAMBORA

  • Friday, January 1, 2016
  • mansyurahmad.blogspot.com


  • Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di pulau sumbawa, gunung ini memiliki ketinggian 2850 mdpl. Gunung ini terkenal sampai ke manca negara karena letusan sekitar 201 tahun yang lalu mengakibatkan bencana yang luar biasa bahkan akibat dari letusannya dirasakan benua lain. Ketinggian yang dimilikinya sekarang konon hanya setengah dari ketinggian sebelum Tambora meletus. Letusan gunung tambora terdaftar ke dalam 10 letusan terbesar gunung berapai yang pernah tercatat oleh manusia di dunia. Untuk menapakan kaki di atap pulau sumbawa bisanya dapat ditempuh melalu dua jalur pendakian resmi yang berada di Kabupaten Dompu, kedua jalur tersebut adalah jalur doropeti dan jalur pancasila. Jika kita mendaki melalui jalur pancasila konon sesampainya di puncak atau di titik tertinggi tambora, adalah jalur yang bisa dilewati untuk turun ke dasar kaldera nya. Gunung ini memiliki Diameter sekitar 7 km dengan kedalaman kaldera sekitar 1-1,2 km. 5 april 1815 adalah peristiwa gunung tambora memuntahkan isi perutnya, dan pada tanggal 5 april 2015 diperingati sebagai  dua abad letusan tambora pada tanggal tersebut kementrian pariwisata menyelenggarakan rangkaian acara melalui event “Tambora Menyapa Dunia” tak kurang dari 15.000 wisatawan lokal dan mancanegara turut memeriahkan acara tersebut, dan salah satu acara dari rangkaian tersebut adalah pendakian menuju puncak Tambora, untuk mengantisipasi membeludaknya para pendaki, maka dibukalah 3 jalur baru di kabupaten bima yang pada awalnya hanya ada 2 jalur resmi yang terletak di Kabupaten Dompu. 2 bulan yang lalu saya bersama teman saya berkesempatan menyapa gunung yang pada dua abad lalu telah menimbulkan bencana. Jalur yang kami gunakan adalah jalur baru bekas acara peringatan Tambora Menyapa Dunia. Kami berdua di pandu penduduk lokal setempat sebagai tour guide kebetulan mereka berdua ikut terlibat dalam pembukan jalur yang akan kami gunakan, sangat terlihat sekali mereka menguasi dan hapal lintasan yang akan kami lewati, sampai kami berdua menjuluki mereka berdua sebagai mbah kuncen. Jalur yang kami gunakan adalah savana terbuka, sama sekali tidak melewati hutan. Dari mulai titik pendakian di desa terakhir [desa terakhir dari jalur yang kami lintasi adalah desa tambora, dari desa tambora juga memiliki jalur pendakian yang baru di buka saat acara tambora menyapa dunia, tapi untuk warga sekitar mungkin sudah tidak asing lagi]. Sampai pos terakhir atau campground. Jalur yang kami gunakan ini sangat cocok untuk offroad menggunakan motor trail/mobil 4WD, lintasannya sangat licin yang di dominasi oleh pasir yang dalam, dan yang perlu dicatat adalah teriknya matahari disini sangat panas dan merontokan stamina, walaupun menggunakan motor namun stamina sangat terkuras, jika hendak mendaki lewat jalur ini dengan jalan kaki sangat disarankan saat musim hujan, selain pemandanganya akan semakin indah karena hijaunya savana juga tidak takut kekurangna air, karena disat musim panas sumber air di jalur ini sangat minim, hanya berupa tampungan air hujan yang warnanya sudah sangat keruh, penunjuk arah sama sekali belum terpasang, jadi sangat dianjurkan jika anda bukan warga setempah alangkah baiknya ditemani warga sekitar untuk menjadi tourguide.