PESONA GUNUNG KELIMUTU | WONDERFUL FLORES
TUGAS TECHNICAL SUPPORT
JALUR PENDAKIAN GUNUNG TAMBORA
Gunung
Tambora merupakan gunung tertinggi di pulau sumbawa, gunung ini memiliki
ketinggian 2850 mdpl. Gunung ini terkenal sampai ke manca negara karena letusan
sekitar 201 tahun yang lalu mengakibatkan bencana yang luar biasa bahkan akibat
dari letusannya dirasakan benua lain. Ketinggian yang dimilikinya sekarang
konon hanya setengah dari ketinggian sebelum Tambora meletus. Letusan gunung
tambora terdaftar ke dalam 10 letusan terbesar gunung berapai yang pernah
tercatat oleh manusia di dunia. Untuk menapakan kaki di atap pulau sumbawa
bisanya dapat ditempuh melalu dua jalur pendakian resmi yang berada di
Kabupaten Dompu, kedua jalur tersebut adalah jalur doropeti dan jalur
pancasila. Jika kita mendaki melalui jalur pancasila konon sesampainya di
puncak atau di titik tertinggi tambora, adalah jalur yang bisa dilewati untuk
turun ke dasar kaldera nya. Gunung ini memiliki Diameter sekitar 7 km dengan
kedalaman kaldera sekitar 1-1,2 km. 5 april 1815 adalah peristiwa gunung
tambora memuntahkan isi perutnya, dan pada tanggal 5 april 2015 diperingati
sebagai dua abad letusan tambora pada
tanggal tersebut kementrian pariwisata menyelenggarakan rangkaian acara melalui
event “Tambora Menyapa Dunia” tak kurang dari 15.000 wisatawan lokal dan
mancanegara turut memeriahkan acara tersebut, dan salah satu acara dari
rangkaian tersebut adalah pendakian menuju puncak Tambora, untuk mengantisipasi
membeludaknya para pendaki, maka dibukalah 3 jalur baru di kabupaten bima yang
pada awalnya hanya ada 2 jalur resmi yang terletak di Kabupaten Dompu. 2 bulan
yang lalu saya bersama teman saya berkesempatan menyapa gunung yang pada dua
abad lalu telah menimbulkan bencana. Jalur yang kami gunakan adalah jalur baru
bekas acara peringatan Tambora Menyapa Dunia. Kami berdua di pandu penduduk
lokal setempat sebagai tour guide kebetulan mereka berdua ikut terlibat dalam
pembukan jalur yang akan kami gunakan, sangat terlihat sekali mereka menguasi
dan hapal lintasan yang akan kami lewati, sampai kami berdua menjuluki mereka
berdua sebagai mbah kuncen. Jalur yang kami gunakan adalah savana terbuka, sama
sekali tidak melewati hutan. Dari mulai titik pendakian di desa terakhir [desa terakhir dari jalur yang kami lintasi
adalah desa tambora, dari desa tambora juga memiliki jalur pendakian yang baru di
buka saat acara tambora menyapa dunia, tapi untuk warga sekitar mungkin sudah
tidak asing lagi]. Sampai pos terakhir atau campground. Jalur yang kami
gunakan ini sangat cocok untuk offroad menggunakan motor trail/mobil 4WD,
lintasannya sangat licin yang di dominasi oleh pasir yang dalam, dan yang perlu
dicatat adalah teriknya matahari disini sangat panas dan merontokan stamina,
walaupun menggunakan motor namun stamina sangat terkuras, jika hendak mendaki
lewat jalur ini dengan jalan kaki sangat disarankan saat musim hujan, selain
pemandanganya akan semakin indah karena hijaunya savana juga tidak takut
kekurangna air, karena disat musim panas sumber air di jalur ini sangat minim,
hanya berupa tampungan air hujan yang warnanya sudah sangat keruh, penunjuk arah
sama sekali belum terpasang, jadi sangat dianjurkan jika anda bukan warga
setempah alangkah baiknya ditemani warga sekitar untuk menjadi tourguide.
PUNCAK MANDEH
Negeri sejuta pesona begitulah bunyi
dari slogan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Kabupaten yang terletak di
Provinsi Sumatera Barat memang memilki objek wisata yang belum terjamah banyak
orang bisa dikatakan objek wisatanya masih perawan. Dari sekian banyak objek
wisata yang berada di Pessel adalah Puncak Mandeh. Objek wisata ini
disebut-sebut sebagai “Raja Ampat nya” Sumatera Barat. Puncak Mandeh sangat
layak jika di juluki sebagai “Raja Ampat” nya Sumatera Barat, pesona yang dimilikinya sangat mempesona, warna air
lautnya yang jernih dan tenang. Dari Puncak Mandeh kita bisa melihat
pulau-pulau kecil dengan kontur berbukit-bukit dan hijau menambah sejuk
pemandangan yang tersajikan, gradasi warna sangat kontras antara biru nya laut
dan langit, hijaunya pepohonan yang menghuni pulau kecil, serta putihnya awan
yang seakan-akan memayungi pulau-pulau kecil tersebut semakin memanjakan mata.
Dari kota Padang pertama kita menuju kabupaten Pessel yang dapat ditempuh
sekitar 2 jam menggunakan kendaraan umum. Dari Pessel perjalnan bisa
dilanjutkan menggunakan ojek, akses jalan menuju puncak Mandeh pun sudah
dibangun, karena akses jalan baru dibangun bertepatan dengan diresmikn dan
dibukanya Puncak Mandeh sebagai salah
satu objek wisata di Pesisir Selatan. Di kawasan Puncak Mandeh juga tersedia
wisata air seperti Snorkling dan Diving.
JALUR PENDAKIAN GUNUNG LATIMOJONG 3478 MDPL (ATAP SULAWESI)
Gunung
Latimojong merupakan gunung tertinggi di Tanah Sulawesi dan termasuk ke dalam
jajaran 7 puncak tertinggi di Indonesia. Gunung ini terletak di Kabupaten Enrekang
Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 245 km dari pusat Kota
Makassar. Untuk mencapai desa Baraka kita bisa menggunakan kendaraan umum jenis
Avanza dengan ongkos 100-120ribu. Sesampainya di desa Baraka Pendaki biasanya
singgah di pondok nya pak Dadang yang dijadikan basecampnya KPA Lembayung. Konon
katanya gunung ini merupakan salah satu gunung tersulit di Indonesia untuk di
daki. Sebelum adanya kendaraan sampai desa terakhir (desa Latimojong) untuk
mencapai desa tersebut dibutuhkan waktu 2 hari 1 malam dengan berjalan kaki
dari desa terakhir yang bisa diakses mobil (desa Baraka). Jalur yang dilewati
menuju desa Latimojong dari desa Baraka berupa jalanan ekstrim, sebalah
kiri/kanan berupa jurang yang dalamnya puluhan meter. Untuk menuju desa Latimojong
kita bisa menyapa mobil jeep dengan harga sewa 1,4 juta, atau sewa mobil truk
seharga 2 juta pulang pergi dan bisa diisi berapapun juga, alternatif terakhir
adalah naik ojeg dengan ongkos sekitar 100-150 ribu.Perjalanan masih disambung
dengan jalan kaki untuk menuju desa Karangan desa terakhir kita melapor untuk
melakukan pendakian, waktu tempuh sekitar 2 jam dengan tanjakan terjal dengan
hanya sedikit sekali bonus. Selama perjalan kita akan disuguhi dengan panorama
alam yang sangat indah, disini banyak terdapat desa-desa yang terletak di kaki
pegunungan yang kemiringanya cukup tajam. Dari desa karangan sampai pos
terakhir menuju puncak kita akan melewati 7 pos dengan karakter medan yang
berbeda-beda dan ciri khas masing-masing.
1. Desa Karangan – POS I
Jalur yang kita lewati adalah
perkebunan kopi warga, ini adalah trek terpanjang yang harus dilewati
dibandingkan 6 trek berikutnya, waktu tempuh sekitar 2 – 2,5 jam, di trek ini
kita akan melewati lintasan licin yang sangat terjal saya menyebutnya tanjakan
kopi karena yang kita lewati adalah benar-benar kebun kopi. Sepanjang lintasan
ini adalah lahar tebuka belum memasuki hutan.
2. POS I – POS II
Menuju pos II kita akan mulai memasuki
hutan yang lebat, lintasan yang kita lewati adalah tanjakan dan turunan. Pos II
terletak di Pinggir sungai, disini bisa dipakai untuk berkemah hanya saja muat
untuk sekitar 3-4 tenda saja karena lahanya sempit. Lintasan menuju pos II
tidak seterjal Lintasan menuju pos I, waktu tempuh POS I menuju POS II sekitar
1,5 – 2 jam
3. POS II – POS III
Ini adalah lintasan paling terjal
kedua, panjang lintasan hanya sekitar 0,6 km namun tanjakan benar-benar terjal
dengan kemiringan sekitar 75° - 80° (perkiraan). Untuk melewati trek ini kita
harus berpegangan pada akar-akar. Waktu tempuh sekitar 1 jam
4. POS III – POS IV
Panjang lintasanya sekitar 1 km
treknya sudah mulai tidak terlalu terjal dan cukup banyak bonus, waktu tempuh
sekitar 1 – 1,5 jam, di pos IV bisa mendirikan tenda sekitar belasan tenda. Lokasinya
tertutup oleh pepohonan.
5. POS IV - POS V
Panjang lintasan menuju pos V sekitar
1 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, lintasan tidak seterjal lintasan-
lintasan sebelumnya dan banyak ditemukan bonus, lahannya cukup luas dan bisa
muat untuk sekitar 15 - 20 tenda, namun menurut pendaki lokal di pos V terkenal
dengan badainya walaupun lahanya tidak terbuka. Sekitar 150 ke arah barat
terdapat sumber air, pendaki bisanya mengisi air disini untuk persedian menuju
pos VII
6. POS V - POS VI
Lintasan mulai agak terjal kembali
dibandingkan dengan lintasan pos V. Mulai dari trek ini tipe tanaman sudah
berbeda. Mualai dari sini sebelum sampai di POS VII sudah mulai terbuka
pemandangan pegunungan mulai tampak dari sini. Waktu tempuh sekitar 1 – 1,5 jam
7. POS VI - POS VII
Tipe lintasan menuju pos VII hampir
sama dengan lintasan sebelumnya namun sudah lebih terbuka lagi dan tingkat
keterjalan mulai meningkat kembali, dengan waktu tempuh sekitar 1-1,5 jam. Dari
pos VII jika cuaca cerah kita bisa menikmati Sunset. Di Pos ini terdapat sumber
air dan bisa mendirikan tenda dengn kapasitar sekitar 20 tenda. Tempat yang
lebih luas untuk mendirikan tenda adalah di kawasan Telaga, dari Pos VII kita
harus naik lagi sekitarc 30 menit, saat akan summit kita akan melewati kawasan Telaga.
8. POS VII – PUNCAK
Untuk mencapai puncak dari pos VII
dibutuhkan waktu sekitar 1 jam tanpa membawa carrier bag. Titik puncak sama
sekali tidak terlihat sebelum kita sampai di Tugu yang menjadi pertanda titik
tertinggi di Tanah sulawesi diketinggian 3478 mdpl. Puncak dari gunung Latimojong
lebih dikenal dengan julukan “Puncak
Rantemario”
Di
puncak terdapat lahan yang cukup luas juga untuk mendirikan tenda, para pendaki
juga biasa mendirikan tenda di tempat ini, pemandangan dari puncak sungguh
sangat indah, pemandangan berupa pegunungan yang berderat. Rasa lelah terbayar
semua saat sampai di puncak titik tertinggi 3478 mdpl dan menjadi Atapnya
Sulawesi.
#PUNCAK |
#TUGUPUNCAK |
#POSI |
#POSII |
#POSIII |
#POSIV |
#POSV |
#POSVI |
#POSVII |
#SUNSETPOSVII |
#SUMBERAIRPOSII |
#NEGERIDIATASAWAN |
#POSVII |
TRADISI MINUM KOPI ORANG INDONESIA
Sudah
bukan rahasia lagi kalua Indonesia merupakan salah satu penghasil kopi
terbaikdi dunia, hal tersebut melatarbelakangi kebiasaan warganya dibeberapa
tempat yang menjadikan minum kopi sebagai salah satu kebiasaan atau budaya. Konon
katanya kopi yang di pajang di Etalase Starbucks Amerika adalah kopi yang
berasalal dari Indonesia sebut saja kopi Toraja dan Kopi Aceh. Kota-kota
seperti Aceh, Belitong dan Makassar warganya memiliki kebiasaan mengopi. Kali ini
saya akan membahas budaya ngopi orang Makassar. Kota yang disebut-sebut sebagai
Kota terbesar di Wilayah Timur yang dijadikan Gerbang Indonesia wilayah timur
ini memiliki budaya ngopi yang sangat kental. Banyak sekali warung kopi yang
terbebaran hamper di tiap sudut kota. Di jam-jam Sore terlihat warkop Nampak ramai
oleh pengunjung untuk menikmati secangkir kopi. Pengunjung sangat beragam mulai
dari pemuda, orang tua, orang yang pulang kerja pria dan wanita. Ada satu hal
yang unik menurut saya, yang baru pertama kali saya rasakan. Kopi yang saya
cicipi ini rasanya beda dari kopi-kopi yang sudah saya cicipi di Pulau Jawa. Kepenasaran
pun membuat saya sedikit kepo dan bertanya-tanya kepada teman saya, kok kopi
nya enak banget. Ternyata kopi tersebut didatangkan dari kabupaten Enrekang dan
kopi tersebut juga ternyata yang selama ini kita kenal sebagai Kopi Toraja. Saat
itu saya berkesempatan mengunjungi Kabupaten Enrekang dan ternyata kopi-kopi
disana ditanam di kaki Gunung Latimojong yang ketinggianya >1000 mdpl. Kopi Toraja
juga ternyata di pasoknya dari Kabupaten Enrekang, karena memang kabupaten ini
bersebelahan, jadi Kopi nya berasal dari Enrekang namun dalam pemasaran lebih
dikenal sebagai Kopi Toraja. Kenikmatan dan kekhasanya yang menurut saya unik
dan baru saya temukan adalah rasa manis yang dihasilkan hanya dari susu (kopi
susu), kecuali anda memesan kopi hitam original maka rasa manisnya berasalal
dari gula pasir yang ditambahkan. Jika anda berkesempatan mampir ke Kota
Makassar jangan lewatkan untuk menikmati sensasi ngopi di warkopnya.
#SecangkirKopidiWarkopDottoro |
#SecangkirKopidiWarkopDottoro |
JALUR PENDAKIAN GUNUNG MARAPI-SUMATERA BARAT#SunriseMarapi
Gunung Marapi merupakan salah satu gunung yang berada di
Provinsi Sumatera Barat, namanya hampir mirip dengan salah satu gunung yang
berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu gunung Merapi. Perbedan dari
segi nama kedua gunung tersebut terletak pada huruf vokal pertama yang
digunakan, kalau dari segi letak sudah sangat jelas berbeda jauh, namun
terkadang orang-orang masih sering salah menyebutkan nama ataupun menganggap
kedua gunung tersebut sama saja. Jalur pendakian gunung Marapi tidka terlalu
sulit, kebanyakan penduduk lokal ataupun pendaki dari kabupaten yang masih
berada dalam kawasan Provinsi Sumatera Barat, mendaki di malam hari kemudian
turun kembali di pagi hari. Jalur yang dilalui berupa akar-akar pepohonan, lama
pendakian dari pos sampe puncak jika hanya membawa tas kecil yang berisi
keperluan logistik memakan waktu sekitar 5 jam. Pos pendakian sendiri terleatak
di daerah kota baru. Gunung Marapi memiliki ketinggian sekitar 2891 Mdpl dan
posisinya tepat berhadap-hadapan dengan gunung singgalang yang memiliki
ketinggian 2877 Mdpl. Jalur yang dilalui mulai dari basecamp pelaporan sampai
batas vegetasi realatif sama, perubahan jalur pendakian baru akan terasa
dimulai daerah cadas, dimana jalur treking berupa bebatuan, bila di pulau jawa
hampir mirip dengan jalur menuju puncak gunung Merapi yang berada di Provinsi
Yogyakarta. Di basecamp pelaporan sendiri seluruh pendaki diwajibkan untuk
mencatat nama dan mebayar uang retribusi serta uang parkir jika membawa
kendaraan. Jika cuaca sedang bersahabat dari daerah sekitaran cadas maka kita
dapat melihat danau singkarak. Puncak dari gunung ini diberi nama puncak
merpati yang konon katanya puncak ini mirip seperti burung merpati. Keadaan di
puncak sangat luas dan masih memiliki kawah yang masih aktif, kawah disebelah
timur kedalamannya bisa mencapai ratusan meter. Di gunung ini juga terdapat
taman eidelweis yang cukup luas, walaupun tak seluas padang edelweis alun-alun
surya kencana gunung gede. Gagahnya gunung kerinci yang terletak di provinsi
Jambi pun bisa terlihat saat cauca bersahabat. Di puncak Terdapat sebuah tiang
bendera yang menjadi tanda titik tertinggi dari gunung Marapi (Puncak Merpati).
Gunung Marapi cukup terkenal dikalangan para pendaki lokal, untuk pengelolaan
administrasi ataupun Tim Rescue disana belum sebagus pengelolaan gunung-gunung
terkenal yang berada di Pulau Jawa.
#SunriseMarapi |
#KapanKitaKemana |
#PuncakMerpati |
#AreaKawah |
#ViewSinggalang |
SEBUAH KISAH KLASIK
Tak terasa sudah setahun lewat kita
melewati masa pendidikan, kita terbentuk dari sekumpulan orang yang memilki
latar belakang berbeda mulai dari suku, kebiasaan, hobby, kebudayaan dan bahkan
genk. Kala itu jika dari masing-masing mengatakan belum saling mengenal
karakter satu sama lain dan hanya baru mengenal orang satu genk atau teman
bermain saja sangatlah wajar. Hingga suatu ketika kita mengalami yang namanya
pengakuan secara terus terang dari hati ke hati. Saya pun mengira tragedi ini
akan menjadi salah satu awal ketidak nyamanan yang akan kami lewati selama satu
tahun karena kejadian ini berlangsung dari hari ketiga kita bertemu. Tak terbantahkan
kejadian tersebut langsung menyebar ke negeri seberang, maklum saja karena
tembok dimana kami berkumpul tersebut pun bisa bicara sehingga ketika ada orang
lain selain kami yang berada dekat tembok tersebut, si tembok seolah-olah
berbisik menceritakan apa yang sudah terjadi sebelum kedatangannya. Ada pepatah
mengatakan “sesuatu yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita, dan
sesuatu yang tidak kita inginkan belum tentu buruk untuk kita”. Sangatlah wajar
ketika pertama kali kami disatukan ada perasaan minder atau perasaan minoritas,
bisa dikatakan kami berisi orang-orang “WAW” pada masanya. Dan perasaan itu pun
mendera kepada saya pribadi. Namun waktu dan keadaan menuntun kita ke arah
pengenalan diri masing-masing. Sesuai dengan pribahasa “tak kenal maka tak sayang”.
Salah satu kalimat yang terngiang dalam tragedy tersebut yang masih saya ingat
adalah “kita baru tiga hari, dan kita masih akan menjalani kebersamaan selama
satu tahun”. Sepertinya setiap orang yang berada di ruangan tersebut mencamkan
baik-baik kata kata tersebut.
Satu bulan pertama memang sepertinya
belum tercipta feel yang menyatu, feel tersebut masih terpartisi belum
seluruhnya memiliki. Di bulan-bulan selanjutnya feel tersebut mulai menjangkit
ke semua anggota hingga terbentuk satu feel yang benar-benar terasa sekali
kebersamaanya. Tidak dapat dipungkiri memang ketidaksepahaman selalu ditemui
ditiap bulannya dan tiap bagian, namun adalah sebuah kewajaran.mengingat kami
terdiri dari belasan kepala dengan isi pemikiran yang berbeda. Kedewasaanlah yang
menuntun kami untuk tetap berada dalam satu garis sinergis dan saling
koperatip. Masalah bukanlah untuk dihindari melainkan untuk diselesaikan,
karena adanya masalah kualitas kedewasaan kita dalam berpikir dan bersosialisasi
semakin teruji. Mungkin setiap orang disini memiliki kisah dan pengalaman yang
unik yang hanya dialami oleh pelakunya saja. Total 6 bulan yang harus kita lewati
bersama-sama walaupun beberapa moment kita dibagi dalam beberapa bagian. Tujuan
yang sama mendasari kebersaman kita untuk melewati semua rintangan. Muka kusut,
rambut lepek,, dompet cekak, susah, senang, turun ke lapangan bersama-sama, kena
marah, diberi petuah, diberi sanjungan, dinilai negative oleh negara sebelah, kerja
dalam tim, kerja secara individu kami alami semua.
Kegiatan selama 6 bulan lebih banyak
menuntut kerjasama tim, kesuksesan pun disini terletak pada tim bukan terletak
disalah satu orang saja. Loyalitas yang dimiliki oleh tim ini memang patut di
acungi 4 jempol, dimana kemauan untuk saling mendukung, saling menjaga, saling
mensuport benar-benar terasa. Loyalitas Pikiran, tenaga, dan harta
masing-masing terisi oleh setiap anggota sesuai dengan yang dimiliki dari
ketiga point tersebut sehingga saling melengkapi satu sama lain. Perasaan jenuh,
bosan, dan rindu ketika kita dibagi-bagi ke dalam tim kecil pun pernah saya
alami. Trimester pertama masih terasa tak begitu berat, belum terasa adanya
tekanan yang begitu hebat, mulai memasuki trimester kedua tekanan sudah mulai
naik, dan di posisi ini tingkat manajemen kesabaran dan kepribadian pun turut
meningkat. Pepatah mengatakan “ketika seseorang akan dinaikan derajatnya makan
dia harus melewati sebuah ujian”. Sebuah kalimat keluar dari salah seorang dosen
yang berbunyi “pendidikan ini konon katanya bisa lebih mendekatkan dan bisa
menjauhkan”. Perkataan dosen tersebut benar-benar tidak meleset. Mungkin memang
benar pada suatu kondisi keaadan ini memunculkan perasaan kecewa, muak, marah
dan bahkan benci. Namun perasaan itu tidak serta merta membuat kami
terkotak-kotakan justru perasaan tersebut malah muncul menjadi sebuah canda
tawa yang berubah menjadi suatu kerinduan ketika kami benar-benar dipisahkan
jauh di trimester ke 3.
Pada trimester ke 3 kita di pecahkan
dalam kelompok kecil dan terpisah oleh jarak yang jauh, rasa rindu untuk
berkumpul pun tak terelakan lagi, walaupun mungkin dahulu si A punya rasa kesal
terhadap si B, namun ketika benar-benar dipisahkan oleh jarak si A, B, C D, E
dan seterusnya pun saling merindukan
baik tingkahnya yang “unik” ataupun rindu berkumpul, saling menertawakan,
saling ejek-ejakan, ataupun merindukan saat harus melewati bagian yang menguras
tenaga, pikiran, da nisi dompet sampe menyebabkan muka lepek. Saya bersukur
bisa berada diantara orang-orang yang bisa menerima saya apa adanya, walaupun
mungkin penduduk dari negara sebelah terkadang memberikan penilaian yang tidak
diharapkan tetapi saya selalu berpikir “ BODOOOOO AMAT” rutinintas yang saya
lewati selama pendidikan lebih banyak dilakukan dengan tim ini bukan dengan
penduduk negara sebelah. Ucapan kasar, perbuatan kasar pernah saya lakukan
selama saya menjadi bagian tim ini, tapi mereka masih mau menerima keberadaan
saya dan memperlakukan saya dengan sangat baik. Satu hal yang sangat tidak bisa
saya lupakan selama menjalani pendidikan ini adalah ketajaman mulut dan
kecepatanya untuk melukai perasaan orang tidak bisa diragukan lagi. Inilah salah
satu dosa terbesar saya kepada mereka.
Kini kita sampai pada tahap awal
menuju tahap akhir dari pendidikan ini, dimana kegiatan lebih banyak menuntut
kemampuan individu masing-masing. Semoga perjuangan bersama-sama selama 12
bulan yang sudah kita lewati akan tetap terjaga sampai hari tua. Setelah perjuangan
ini berakhir kita akan menjalani hidup kita masing-masing unutk menjemput
impian kita masing-masing. Disaat itulah mungkin intesitas komunikasi kita akan
mulai menurun, memudar, dan bahkan mungkin menghilang (lost contac). Semoga setelah
kita meraih semua tujuan dan impian kita masing, kita bisa menjalani
kebersamaan seperti yang telah kita lewati selama 12 bulan lalu. Saya masih teringat akan perkataan seorang
dosen “ketika kita sudah tua, punya anak, anak-anak sudah dewasa, impian kita
sudah tercapai, hidup sudah sukses, maka yang dicari kembali adalah teman, terutama
teman semasa kita berjuang bersama-sama melewati pahit manisnya semasa menuntut
ilmu”. Tulisan ini berisi harapan dan rasa syukur saya terhadap pencipta karena
saya diberi kesempatan untuk dapat menjalani kehidupan dan berjuang bersama-sama
kalian, mengenal kalian adalah suatu kehormatan hidup untuk saya.
Salah satu keinginan yang belum
tercapai adalah merasakan jalan bersama berisi satu tim penuh “I Squad”, dimana
saya membayangkan kita melakukan seuatu perjalanan menggunakan kereta api
dihiasi kesederhanan, menyaksikan indahnya negeri ini, perjalanan dilanjutkan
dengan menyusuri luasnya samudara beratapkan langit yang biru dan berhiaskan
gumpalan awan putih yang elok. Menikmati secangkir teh hangat di teras cottage ditemani petikan senar gitar
yang diiringi lagu “sebuah kisah klasik
(SO7)”, rembulan dan bintang menjadi penerangan kita di kala malam menghampiri.
Deburan ombak dan belaian angina malam menina bobokan kita sampai mentari
menyapa kita lewat sentuhan kalauan cahanya yang jatuh di wajah kita. Sebuah keinginan
yang mungkin terlihat lebay dan freak, namun ini hanyalah sebuah keinginan dan
impian. Keinginan dan impian adalah sebuah prilaku yang dimiliki oleh orang
yang memiliki tujuan hidup yang tidak hanya mengikuti arus air saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Total Pageviews
Labels
GUNUNG
(30)
idealisme
(10)
VETERINER
(9)
TRAVELLING
(7)
CATATAN HARIAN CO-ASS
(5)
DREAMS
(5)
KULINER
(5)
PANTAI
(4)
TAMAN NASIONAL
(3)
SUNGAI
(1)
Popular Posts
- JALUR PENDAKIAN GUNUNG GEDE VIA GUNUNG PUTRI
- ARTI SEBUAH PERJALANAN MENUJU PUNCAK GUNUNG
- RUTE MENUJU PULAU SEMPU DARI STASIUN KOTA BARU MALANG
- JALUR PENDAKIAN GUNUNG GUNTUR
- PENDAKIAN GUNUNG CIKURAY 2818 MDPL
- PUNCAK GUNUNG PANGRANGO 3019 MDPL
- BUKIT SIKUNIR
- GUNUNG PRAU
- PENDAKIAN ATAP DAN TANAH TERTINGGI PULAU JAWA (MAHAMERU 3676MDPL)
- CATATAN PENGALAMAN DAN TRIK MENUJU ATAP TANAH JAWA (MAHAMERU 3676mdpl)
Followers
Blogger news
Irwan Manshur Ahmad. Powered by Blogger.