PENDAKIAN GUNUNG MERBABU (3142 mdpl)
Ini kali pertamanya saya mendaki
gunung di daerah Jawa Tengah, ketika itu ide untuk melakukan peendakian gunung
merbabu muncul ketika saya dan tim saya (Irwan, Fauzi, Fardi, Andi, Candra,
Bastyan, dan Widigdo), kala itu salah satu dari mereka (Candra) mengenakan
Carrier Bag dan ada gantungan kuncinya yang bertuliskan rute peta pendakian
gunung merbabu, kemudian saya menanyakan padanya, “bagus ga gunung merbabu
pemandanganya?, gimana dengan tracknya?”, denga ringan si Candra menjawabnya
“gampang kok bang tracknya, view nya juga bagus” dengan spontan saya pun
menyahut pernyataanya “wah kapan-kapan bisalah lu ajak gw kesana, hahaha”, dia
pun mengiyakannya.
Sekitar satu bulan pasca pendakian
gunung ciremai (3078 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di daerah Jawa Barat, saya menindaklanjuti rencana
pendakian tersebut dan mengumpulkan kembali anak-anak yang berminat gabung, dan
mengkordinasikannya dengan Candra, yang saya mintai bantuannya untuk menjadi
tour guide pendakian gunung merbabu, anggota pun terkumpul (saya, candra,
bastyan, andi, fardi) dan rencana serta persiapan untuk pendakianpun siap, dan
kita mendapatkan satu anggota baru dari Universitas Gajah Mada yaitu Fandi
kebetulan juga dia sudah 5 kali melakukan pendakian ke gunung merbabu,
lengkaplah sudah rencana dan persiapanpun sudah matang.
Waktu untuk melakukan pendakian pun
tiba, kita brangkat dari Klaten (basecamp), menuju pintu pendakian di Boyolali
kita berenam menggunakan sepeda motor karena cuma itu sarana trasnportasi yang
efektif untuk mencapai tempat tujuan, waktu tempuhnya sekitar 2, 5 jam. Setibanya di pos pendakian pertama kita
mengurusi surat izin masuk (SIMAKSI) Taman Nasional Gunung Merbabu, dan
menitipkan motor ditempat penitipan. Surat izin dan asuransi sudah di dapat,
motor sudah dititipkan, tinggal packing ulang, karena saat itu banyak keperluan
terutama logistic yang dibeli dijaalan jadi belum sempat dipacking secara
benar.
Setelah semua beres, sekitar pukul 10.50 kita
mulaiu melakukan pendakian saat itu cuaca memang cukup tidak bersahabat, agak
mendung dan kabutnya pun lumayan tebal. Sekitar satu jam kemudian kita pun
sampai di pos pertama, kita istirahat untuk melakukan sholat dzhur sekaligus
kita jamak dengan sholat ashar, supaya tidak berabe karena harus gonta-ganti
pakaian sholat. Setelah sholat selesai
kita semua melanjutkan perjalanan, selama perjalanan kita sama sekali tidak
berpapasan dengan pendaki lainnya, baru sekitar di pos 4 kita bertemu dengan
pendaki lainnya. Belum setengah perjalanan kita dicegat oleh hujan yang cukup
lebat, namun saat itu kita memutuskan untuk terus melaju sampai ke pos yang
paling dekat ke puncak, hujan yang begitu deras sehingga menambah berat barang
bawaan karena basah serta dinginya udara yang menusuk tulang tak menurunkan
semangat untuk terus sampai ke puncak. Selama perjalanan walaupun bawaan berat
dan dinginya udara menusuk tulang tetapi kita terus ditemani oleh canda tawa
yang riang, dan sesekali kita pun istirahat sambil menikmati makanan kecil yang
kita bawa untuk sekedar menambah energi.
Medan yang kita lalui tidak seberat saat pndakian
gunung ciremai, medannya relative lebih mudah, dan tipe vegetasi hutannya pun
berbeda lebih di dominasi oleh savana, jalur yang kita lewati naik turun bukit,
pemandanganya pun cukup indah walaupun cuaca sedang buruk, view nya seperti
bukit teletubies, dan sesekali ketika kabut turun puncak gunung merapi pun terlihat,
waktupun tak terasa sudah sore sampai kita di pos terakhir yang paling dekat
dengan puncak, kita pun memutuskan untuk mendirikan tenda dan istirahat disana,
saat kita mendirikan tenda hujan mulai reda, namun cuaca dingin tetap
menyelimuti kebersamaan kita, sambil mendirikan tenda, beberapa anak
mempersiapkan peralatan untuk memasak, dan memasak makanan secukpnya ala
pendaki, yang penting layak dimakan dan mampu menambah energi.
Perut pun terisi dengan penuh tinggal melaksanakan
sholat magrib sama isya, lalu istirahat karena dini hari masih haru bangun
untuk melanjutkan perjalanan ke puncak, selama kita istirahat hujan kembali
mengguyur tenda kita, sampai ada beberapa titik dari tenda kita bocoar sehingga
memaksa salah satu dari kita untuk keluar membetulkan bagian yang bocor setelah
semua itu beres kita pun mulai tidur walaupun berdesak-desakan, karena tenda
yang harusnya diisi oleh 5 orang kita isi 6 orang, tapi itu semua tetap
menjadikan kita untuk saling berbagi, hingga sampai pada saat malam hari kita
semua serentak terbangun karena udara di dalam tenda sangat sedikit sehingga
kita susah bernafas dan akhirnya pintu tendapun kita buka sampai waktu kita
melanjutkan perjalanan ke puncak, perjalanan ke puncak baru kita lakukan
setelah menunaikan sholat subuh, perjalanan yang kita tempuh untuk sampai
puncak dari tempat kita mendirikan tenda waktunya kurang lebih 1,5 jam. Kegelapan pun mulai pergi, namun sang surya
belum Nampak juga karena terhalangi oleh kabut yang sangat tebal, sampai puncak
pun kita tidak dapat menikmati sangsurya terbit, yang terlihat hanya seberkas
cahaya saja yang terhalangi oleh kabut tebal.
Namun semua itu tetap kita sukuri,
karena berkesempatan bisa melakukan pendakian ke gunung merbabu, sang surya
yang tak kunjung datang menghangatkan, namu kehangatan dalam kebersamaan masih
kita dapatkan, kebersamaan yang didapatkan melakukan pendakian gunung berbeda
dengan kebersamaan yang didapatkan dari kegiatan lainnya, karena mempunyai
cirri khas yang berbeda. Melakukan pendakian gunung ibarat kita hendak mencapai
tujuan yang kita targetkan semakin besar tujuan yang hendak kita capai maka
ujian ataupun tantangannya pun semakin besar, begitupun naik gunung, semakin
berat tantangannya maka akan semakin terasa sensasi kepuasannya terutama
setelah sampai puncaknya. Namun saat
perjalanan pulang cuacanya cukup bersahabat sehingga kita masih bisa menikmati
keindahan gunung merbabu, walaupun kita tidak bisa melihat gunung kember
sindoro-sumbing dari puncak merbabu, namun kita masih bisa melihat indahnya
bukit-bukit hijau seperti bukit teletubies
Samapai jumpa dikisah pendakian
gunung selanjutnya, semoga kisah saya sedikit memberikan gambaran tentang
keadaan gunung merbabu, dan semoga kisah ini bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment