|
#Mahameru |
Tepat satu tahun yang lalu di jam yang sama pukul
07.15 WIB, aku bersama teman-temanku menginjakan kaki di tanah tertinggi pulau
jawa, tempat yang kami pijak itu bernama Mahameru, suatu tempat yang bagi
beberapa orang merupakan salah satu tempat impian, impian menginjakan kaki
disana. Tempat yang sulit untuk dilupakan sepanjang hidupnya bagi siapa saja
yang pernah menyambangiya, perjalanan menuju mahameru bukan hanya sebuah
perjalanan fisik melainkan perjalanan hati dan mental, bukan hanya peluh yang
bisa mengucur deras dari tubuh, melainkan air matapun bisa turut menetes,
terlepas entah tetesan air mata kebahagiaan atau tetesan air mata penyesalan.
Bener sekali untuk mengggapai mahameru bisa dilanda penyesalan, mungkin kalau
dikalangan pendaki penyesalan tersebut berupa, “saya akan menyesal bila selama
mendaki belum pernah mendaki gunung semeru yang berpuncakan mahameru”, itu saya
alami sendiri, penyesalan itu menyambangi saya, ketika itu sesaat menjelang
sang fajar terbit saya melirik ke belakang, dan saya melihat pancaran cahaya
jingga kemerahan, secara tak sadar ternyata pemandangan dibelakang saya
tersebut merupakan hamparan permadani awan, samudra yang berada di awan, tak
pelak air mata pun menetes tak terbendung, mulut tak bisa berucap apapun lagi,
mata hanya bisa memandangi tanpa kedip keindahan alam semeru menjelang
terbitnya sang fajar, saat itu memang tak sempat untuk mengabadikan moment
tersebut, namun memory otak merekam semua keindahan tersebut, dari situlah
muncul pikiran yang tercetus secara tak sadar “tak harus semua moment indah
diabadikan melalui sebuah jepretan sebuah perekam moment, biarkan memory otakmu
yang merekam itu semua” memory media perekam tak secerdas memory otak yang
kekuatannya tak lekang oleh waktu, memory otak akan mampu memutuskan akankah
seuatu saat nanti kita akan kembali ke tempat tersebut atau tidak. Tak berlebihan
jika semeru dicap sebagai salah satu surganya tanah jawa, disana pula diatas
ketinggian 2400 meter diatas permukaan laut terdapat sebuah surga kecil bernama
ranukumbolo. Keindahan ranukumbolo tidak bisa terelakan lagi airnya yang biru
menyejukan mata seperti laut diats gunung, membuat betah jika berada disana,
keindahan tak hanya sampai situ saja, dikala berkemah di ranukumbolo, saat pagi
tiba, disela-sela dua bukit munculah pancaran sang surya, menikmati pancaran
sunrise dipinggir sebuah danau yang berada di atas gunung memberikan sensasi
yang tak terlekan lagi, dan keindahan tersebut pun masih berlanjut sampai malam
harinya, dikala gelapnya malam menyelimuti dunia diantara deretan tenda yang
diterangi lampu-lampu kecil sehingga memantulakn warna-warni yang berbeda dari
warna tenda. Diamlah dan Tarik nafas lalu liatlah angkasa, maka kamu akan
merasakan dan menikmati indahnya tidur di terangi oleh berjuta-juta bintang
yang berkedip seolah-olah bintang tersebut berkedip pada kita, jalur milk way
pun terlihat sangat indah. Tak ada henti-hentinya dan tak ada bosanya jika aku
terdiam dan mengingat kejadian indah tepat setahun yang lalu. Suka dan duka
yang kualami disana tak mudah hilang atau bisa kulupakan begitu saja, yang ada
perasaan ingin kembali kesana untuk menginjakan kembali kaki di atap tanah jawa.
|
#BenderaKU |
|
#sholat berjamaan di oro-oro ombo |
|
#View Background GunUNG Batok TNBTS |
|
#Ranukumbolo |
#Mahameru #semeru #moment #Flashback
0 komentar:
Post a Comment