http://www.hdwallpapers.in/walls/love_hd-normal.jpg |
Kehidupan seorang
manusia tidak akan bisa lepas dari lingkungan tempat dimana dia berada,
kehidupan manusia selalu melibatkan orang lain sekecil apapun
keterlibatanya karena memang manusia
tercipta sebagai “mahluk social”. Hubungan antar manusia akan selalu terjalin
terlepas dari baik atau kurang baiknya hubungan tersebut. Kata “hubungan” bisa
memiliki tujuan, makna dan hirarki yang berbeda. Bentuk suatu hubungan bisa
antar manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan
lingkunganya, dan hubungan seorang lelaki dengan wanita (hubungan bisa dalam
bentuk saudara, teman, atau kekasih). Jika kita mengupas kata “hubungan” antar
lawan jenis sangatlah menarik, terutama hubungan pertemanan dan hubungan tali
kasih. Setiap orang memiliki comfort zone yang berbeda-beda jika dilihat dari
gendre nya. Ada wanita yang yang kurang nyaman jika terlalu banyak
“berhubungan” dengan lelaki, dan ada juga wanita yang lebih senang atau nyaman
“berhubungan” dengan lelaki begitupun dengan seorang lelaki, hal tersebut
kembali ke diri masing-masing tergantung pengaruh dari sifat, aktivitas,
lingkungan kerja, dan lain sebagainya yang membuat “hubungan” tersebut menjadi
nyaman untuk dijalani. Lingkungan dan karakter pribadi turut andil dalam menentukan bagaimana cara kita “berhubungan”
dengan siapa kita “berhubungan” dan dengan siapa kita ingin lebih banyak
“berhubungan”. Dalam kehidupan seorang anak muda pastilah akan banyak
“berhubungan” dengan teman-teman terutama dimasa-masa menginjak remaja atau di
masa-masa beranjak dewasa, usia tersebut bisa dikatakan usia pencarian jati
diri. Dimana anak muda mulai mencari-cari, merancang, dan melakukan hal-hal
yang mengarah ke arah yang ingin dia capai dimasa yang akan datang. Dimasa-masa
tersebutlah juga merupakan masa-masa seorang anak muda memiliki hasrat yang
tinggi dalam menjalin “hubungan” dengan lawan jenis ke arah yang lebih intens
berupa “hubungan” tali kasih. Ada kalanya juga dimasa-masa tersebut merupakan
masa dilema antara hasrat dan kenyataannya terkait idealime masa depanya, tak
jarang anak yang berada dalam keadaan ini memikirkan banyak hal dalam menjalin
“hubungan” terutama dengan lawan jenis, antara ingin menjalin tali kasih, namun
berfikir juga umur sudah bukan saatnya lagi menikmati masa bersenang-senang
belaka, dia juga mulai berfikir jauh tentang “hubungan” tali kasih. Tak jarang
anak muda yang mengalami atau berada pada posisi ini agak menutup diri soal
perasaanya, namun tidak membatasi “hubungan “pertemanan. Dua kenyataan yang
dihadapi anak muda pada usia yang serba nanggung, bukan anak-anak, tapi belum
terlalu tua juga, pertama dia harus melihat fakta teman-teman seusianya menjalani
tali kasih dengan lawan jenis, kedua dia sudah harus mulai memikirkan masa
depanya termasuk keseriusan dalam menjali
tali kasih ke arah yang lebih serius bukan hanya memikirkan kesenanganya
belaka, ada yang berpendapat bahwa salah satu masa terindah di masa-masa
tersbut adalah jalinan tali kasih dengan lawan jenis. Mungkin rasanya persis
seperti penggalan cerita di film india, dimana sepasang kekasih berlari-lari sambal
menari dan bernyanyi bagaikan dunianya hanya milik mereka berdua, tanpa
menghiraukan lingkungan sekitar virus asmara pun menghujani dan meracuni
sepasang kekasih. Hal tersebut mungkin suatu kewajaran yang dialami oleh
sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta, namun aturan tetaplah ada baik
dari norma adat istiadat ataupun norma agama, semuanya kembali pada diri
masing-masing apakah mau mentaati atau tak menghiraukannya. Semua kehidupan
memiliki pilihan, dan semua pilihan memiliki risikonya masing-masing, termasuk
dalam “hubungan” tali kasih pastilah tak akan pernah luput dari risiko. Semua risiko
yang ada adalah untuk mendewasakan diri kita, dalam menghadapi suatu masalah
ataupun dalam cara pandang kita terhadap lingkungan ataupun terhadap kehidupan.
0 komentar:
Post a Comment