Baru-baru ini di kalangan
masyarakat kota bandung sedang hangat membicarakan suatu bukit yang bernama
Tebing Keraton yang konon katanya memiliki keindahan yang sangat luar biasa,
view dari bukit tersebut adalah Taman Ir.H Djuanda, dan sekitar kota bandung.
Beberapa hari ke belakang saya penasaran dengan kabar tersebut dan mencoba
mengkonfirmasi kepada salah satu teman saya yang berada di Bandung kebetulan
dia pernah mengunjungi Tebing Keraton, dan katanya view nya memang cukup bagus.
Untuk membutikan dan memastikan hal tersebut saya mencoba searching info dari
google, memang foto yang ditampilkan hasilnya cukup bagus, dan sebelumnya pun
ada salah satu followers di Account Instagram (Indonesia_bagus) milik saya yang
mengetag foto tentang keindahan tebing keratin. Setelah semua info saya
dapatkan saya dan kawan saya berencana menuju ke tempat tersebut, namun salah
satu teman yang saya ajak diberi info oleh kawannya yang berada di Bnadung dia
menyatakan “JANGAN KAGET KALAU SAMPAI SANA TAK SEINDAHAN DI FOTO”. Saya dan
kawan saya tidak menghiraukan, tujuan kita yang penting sampai saja dulu kota
Bandung, selanjutnya biar insting yang mengarahkan. Kita berelima bertolok
menuju Bnadung dari Bogor menggunakan jalur Bogor-Puncak-Cianjur-Padalarang-Cimahi-Bandung,
yang menjadi titik awal menuju Tebing Keraton adalah plaza dago, karena arah
dari sana lebh mudah jalannya hanya tinggal lurus saja mengikuti petunjuk arah
yang mengarah ke Taman Ir.H Djuanda, selebihnya mengandalkan GPS dari Handphone
dan mengandalkan bertanya pada warga yang kita temui di jalan. Ternyata di arah
jalan yang menuju Tebing Keraton banyak sekali ditemukan pengendara motor yang
memang kebetulan mau mengujungi tempat tersebut, kebanyakan pengunjung yang
berkunjung ke tempat tersebut adalah untuk menikmati sunrise. Sekitar 2 KM
sebelum menuju parkiran terakhir disana banyak tukang ojeg yang menyuruh
memarkir mobil dibawah padahal seseungguhnya parker mobil bisa didekat dengan
pintu masuk, ulah tersebut dilakukan para tukang ojeg supaya para pengunjung
menggunakan jasa mereka, jadi jika anda hendak kesana menggunakan mobil, parker
saja di bagian atas dekat dekat dengan pintu masuk biaya parkirnya Rp.5.000
jarak parkiran jadi-jadian yang dibuat oleh para oknum tukang ojeg ke pintu masuk
sekitar 2-3 KM jadi ajan cukup menguras energy jika anda jalan kaki. Untuk bisa
masuk ke tebing keratin kita di harus kan membayar tiket sebesar Rp.11.000,
dulu sebelum tempat tersebut banyak diperbincangkan orang, untuk masuk ke
tempat tersebut gratis, karena dengan seiringnya banyak orang yang
memeperbincangkan keindahan tersebut maka bertambah pula pengunjung yang
mengunjungi tempat tersebut, umumnya pengunjungb erasal dari kota bandung
sendiri, da nada juga pengunjung dari luar kota seperti kota Jakarta. Di Pintu
masuk terdapat beberapa penjual makan seperti bakso, mie, kopi, dan air
mineral. Untuk pemandanganya sendiri saya juga sedikit kaget ternyata antara
yang saya liat dari foto di google dengan kenyataan kok sangat berbeda jauh,
saya sedikit agak kecewa namun saya tau, sesungguhnya yang mempengaruhi
keindahan suautu tempat adalah cuaca, jika disaat cuaca mendukung memang suautu
pemandangan akan terlihat semakin menawan, dan ketika cuaca tidak mendukung
memang suautu pemandangan pun enggan memperlihatkan keanggunannya, cuaca dan
pemandangan ibaratkan romeo dan Juliet saling mengisi kekurangan dan saling
melengkapi keindahan.
|
#Jarak dari parkiran sesungguhnya |
|
#View Tebing Keraton |
|
#View Tebing Keraton |
|
#View Tebing Keraton
|
Untuk sebagian orang terutama orang perkotaan memang pemandangan seperti ini memberikan pesona tersendiri yang cukup indah, karena memang dikota yang bisa kita lihat hanyalah gemerlapnya lampu-lampu, gedung tinggi, kendaraan, dan polusi. namun untuk sebagian orang daerah seperti saya, kesan yang saya dapatkan adalah "caealah ini mah pemandangan dibelakang rumah gua kalii, lebih kece malahan". disini saya tidak bermaksud untuk menjelekan, namun disini saya mencoba berbagi edukasi mengenai suautu view yang indah itu banyak sekali faktor yang menentukannya, bisa dari faktor cuaca ataupun dari faktor intensitas kita dalam merasakan suguhan alam. saat memutuskan berlibur ketempat yang berbau alam liar kita harus jeli dalam memahami musim atau cuaca, jika anda hendak menikmati pemandangan matahari terbit maka pergilah saat musim panas, dan jika anda hendak berlibur menikmati dinginya salju di negara eropa maka anda harus pergi ke negara tujuan memang saat musim salju terjadi di negara tersebut.
0 komentar:
Post a Comment