Gunung
rinjani sudah termashur keindahannya dikalangan para pendaki gunung dan para
pemburu foto keindahan alam, dan tidak terkecuali bagi saya kabar keindahan
gunung tersebut pun sampai terdengar di telinga saya, walaupun saya bukanlah
seorang pendaki yang professional apalagi seorang photography, sekitar 3,5
tahun yang lalu tepatnya saat saya berada di bangku kuliah semester 3 (awal
saya mengenal mendaki gunung) dikala itu gelora semangat masih sangat
menggebu-gebu untuk mendaki gunung tepatnya saat berada di puncak gunung gede
(gunung pertama yang saya daki) salah satu kawan saya bertanya setelah ini
gunung mana yang ingin kamu daki? Dengan polos da nasal ceplos saya jawab “semeru”
padahal sebelumnya saya tidak tahu menahu tentang gunung tersebut, seiring
dengan beriringnya waktu saya sering browsing tentang gunung-gunung di Indonesia
termasuk gunung favorit para pendaki dan salah satu diantaranya adalah gunung
semeru. Sampai pada suatu ketika teman saya tersebut menyarankan saya untuk membaca
novel “5 CM.” namun saya tidak pernah sama sekali membca novel tersebut
walaupun kata teman-teman yang sudah membcanya sangat bagus, dan tidak jarang
orang yang sudah membaca novel tersebut ingin mencicipi rasanya mendaki dan
menikmati keindahan alam gunung semeru, karena memang novel tersebut bercerita
tentang 5 sahabat yang melakukan pendakian ke gunung semeru, dan saya pun baru
membaca novel tersebut setelah saya mendaki gunung semeru dan sampai di puncak
mahameru saya menghndari membaca novel tersebut sebelum saya mendaki gunung
semeru karena saya tidak ingin terbawa arus.
Selama saya memiliki mimpi untuk mendaki gunung semeru saya juga
memiliki cita-cita setelah mendaki gunung semeru saya ingin mendaki gunung
rinjani, dan mulai dari saya bermimpi menapaki kedua gunung tersebut saya sudah
memulai mempersiapkan semuanya mulai dari perlengkapan, info, dan keuanganya
(menabung) karena saya tau untuk menapaki kedua puncak tersebut membutuh uang
yang tak sedikit selain jarak yang jauh, juga membutuhkan perlatan standar
operasional mendaki gunung. Mimpi dan impian pun berjalan dan tak terasa 3,5
tahun dari sejak bermimpi sampai impian tersebut bisa tercapai. Satu langkah
menuju mimpi ini berawal ketika saya bertekad pada tahun ini (2014 sebelum saya
masuk ke program pendidikan profesi) saya terlebih dahulu harus menginjakan
kaki di puncak tertinggi ke tiga Indonesia, kala itu ada teman saya yang
berasal dari malang menanyakan apakah saya jadi ke gunung rinjani atau tidak,
karena kebetulan temannya juga akan kesana, setelah panjang lebar saya
bercerita denganya akhirnya saya di beri nomer handphone temanya tersebut dan
langsung saya hubungi dan bertanya-tanya mengenai semua teknisnya, dan setelah
sekian lama akhirnya saya putuskan untuk bergabung dengan meraka (walaupun
dalam hati masih setengah-setengah). Entah apa yang menghantui dalam hati
sehingga saya masih ragu-ragu bergabung dengan mereka, karena yang menjadi
masalh keraguan saya disana adalah masalah tanggal keberangkatan dan tanggal
kepulangan, dan yang saya beratkan disini adalah tanggal kepulangan dan moda
transportasi yang harus saya gunakan, maklum saya masih seorang pelajar
kadaluarsa yang luar binasah, dan saya juga melihat dompet untuk jenis moda
transportasi yang harus saya gunakan untuk kepulangan adalah pesawat (gilaaa
meeen pesawat mahal, mana belum pernah pula naik pesawat sebelumnya). Satu hal
yang bikin saya tertawa bodaoh juga karena belum pernah ada pengalaman naik
pesawat sebelumnya sehingga saya kebingungan saya lari kesana kemari bertanya
pada teman-teman yang memang sering naik pesawat saat mudik, disana terlihat
sekali betapa katro dan bodohnya saya, namun dalam hati saya bicara “bodo amat
gw terlihat seperti orang tolol yang penting gw kokoh dalam mempertahankan
impian dan berusaha menggapainya”. Akhirnya setelah ada gambaran mengenai
pesawat, saya segera membeli tiket kereta dengan tujuan malang karena saya
berencana menghemat keuangan jadi saya pilih kereta sampe malang, dan dari
malang saya sambung menggunkan bus malang-mataram, setelah semua tiket dipegang
saya kembali memastikan teknisi keberangkatannya sampe benar-benar fix supaya
tidak terjadi salah komunikasi yang fatal karena memang tim yang akan saya
tebengi belum pernah bertemu sebelumnya. Karena untuk keberangkatan saya
menggunkan moda transportasi darat dan laut, jadi saya bertanya mengenai jalur
dan keadaanya dilomboknya, karena kebetulan saya punya teman orang Lombok dan
teman saya tersebut kebetulan pernah naik gunung rinjani juga jadi saya
putuskan untuk bertanya-tanya kepadanya selian untuk menambah info juga untuk
mengurangi hal yang tidak diinginkan. Saya saya bertanya kepada temannya teman
saya tersebut dia menceritakan kalau ternyata dia dan rombonganya akan mendaki
gunung rinjani pada tanggal 24 mei 2014, dan saya ditawari untuk bergabung
dengan rombonganya. Setelah percakapan
selesai saya memutar otak dan melihat calendar dan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi mulai dari keberangkatan dari bogor ke Lombok, pendakian ke gunung
rinjani, turunya kembali dari gunung rinjani sampai kembali lagi ke bogor, dan
akhirnya setelah saya piker matang saya putuskan untuk bergabung dengan
rombongan yang ini. Rombongan yang
pertama akan saya tebengi mereka mulai mendaki tanggal 26 mei 2014 dan mereka
belum memiliki plan pendakian dan turunya yang matang, sedangkan rombongan yang
kedua mereka sudah memilik plan yang matang dan alasan inilah yang memutuskan
saya untuk bergabung dengan rombongan kedua. Ajakn dari rombongan kedua
tersebut baru saya daptkan 4 hari sebelum keberangkatan, jadi semuanya saya
lakukan serba mendadak dan penuh dengan kenekatan, saya tidak terlalu
menghiraukan hal tersebut yang penting saya sudah mendapat restu dari kedua
orang tua saya, nenek saya dan keluarga saya. Dengan mengucapa bismillah
setelah semua ticketing dan estimasi budgeting selesai tepat tanggal 21 mei
2014 saya bertolak menuju malang, perjalanan kereta saya tempuh satu hari satu
malam, dan baru keesokan paginya saya sampai di malang, saat itu teman saya
yang di malang yang menawarkan saya untuk bergabung dengan rombongan temannya
menyambangi saya di stasiun kereta api kotabaru malang dan saya dijemput untuk
dibawa kerumahnya, sebelum bertolak ke rumanya saya minta tolong diantar dahulu
ke terminal bus malang (terminal arjosari) untuk membeli tiket bus
malang-mataram untuk sore harinya (dadakan meeen), setelah tiket bis ditangan
lalu kita bertolak ke rumahnya, saya istirahat setengah hari dirumahnya untuk
melepas lelah, karena perjalanan kereta sangat melelahkan. Baru sore harinya
(setelah magrib) saya berangkat bertolak menuju Lombok dari malang menggunkan
bus, lama perjalanan bus sekitar 21 jam kalau lancer (termasuk dua kali
menyebrangi : banyuwangi-bali dan bali-lombok), perkiraan sampe Lombok adalh
sekitar pukul 15.00 waktu Indonesia tengah, namun dikarena perjalanan di bali
sedkit macet perjalanan malang-lombok ditempuh dengan waktu kurang lebih hamper
24 jam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Total Pageviews
Labels
GUNUNG
(30)
idealisme
(10)
VETERINER
(9)
TRAVELLING
(7)
CATATAN HARIAN CO-ASS
(5)
DREAMS
(5)
KULINER
(5)
PANTAI
(4)
TAMAN NASIONAL
(3)
SUNGAI
(1)
Popular Posts
- JALUR PENDAKIAN GUNUNG GEDE VIA GUNUNG PUTRI
- ARTI SEBUAH PERJALANAN MENUJU PUNCAK GUNUNG
- RUTE MENUJU PULAU SEMPU DARI STASIUN KOTA BARU MALANG
- JALUR PENDAKIAN GUNUNG GUNTUR
- PENDAKIAN GUNUNG CIKURAY 2818 MDPL
- PUNCAK GUNUNG PANGRANGO 3019 MDPL
- BUKIT SIKUNIR
- GUNUNG PRAU
- PENDAKIAN ATAP DAN TANAH TERTINGGI PULAU JAWA (MAHAMERU 3676MDPL)
- CATATAN PENGALAMAN DAN TRIK MENUJU ATAP TANAH JAWA (MAHAMERU 3676mdpl)
Followers
Blogger news
Irwan Manshur Ahmad. Powered by Blogger.
0 komentar:
Post a Comment