#team pocong |
Sekitar
pukul 18.00 waktu Indonesia tengah saya sampai di terminal mandalika Lombok,
dari sana saya masih harus menyambung perjalanan menggunkan engkel menuju
daerah masbagik dimana rombongan yang akan saya tebengi berada, namun ternyata
karena sudah kesorean engkelnya sudah tidak ada terminal pun sepi sekali,
kebetulan bis yang saya tumpangi dari malang tersebut akan menuju Sumbawa dan
melewati daerah tujuan saya, lalu saya ikut bus tersebut. Banyak hal indah tak
terduga yang saya alami selama perjalanan mulai dari bogor sampai Lombok.
Semuanya seakan sudah direncanakan oleh Allah dan semua doa yang saya panjatkan
benar-benar dikabulkan selama perjalanan saya sama sekali tidak menemui
halangan atau hambatan. Kisah unik yang pertama yaitu saat dikereta api, karena
saya berangkat sendiri jadi otomatis saya tidak kawan yang bisa saya ajak
bicara, saat sampai di stasiun pasar senen disana saya bertemu beberapa pendaki
yang hendak akan mendaki gunung semeru, selama saya menunggu keberangkatan
kereta saya ikut bergabung dengan mereka saling bercengkrama, dan sampai saat
keberangkatan kereta barulah kita berpisah karena kita berbeda gerbong. Lalu
saya menuju kursi saya di gerbong 6, saat saya akan meletakan tas ternyata saya
duduk bersebelahan dengan wanita dia seorang mahasiswi universitas terkemuka di
malang, akhirnya kita pun berkenalan dan ujung-ujungnya bercerita banyak
tentang kuliah dia masih dibawah saya satu tahun, ternyata adiknya wanita
tersebut sedang mendaftar dan mengambil jurusan yang sama dengan jurusan yang
saya ambil dulu di bekas kampus saya, pada saat itu saya hanya berjabat tangan
saja tanpa saling memperkenalkan nama, karena ibunya orang sumedang dan dia
Tanya saya asal dari mana, saya jawab asal saya dari cianjur, kemudian dia
memanggil saya “aa” (panggilan untuk pria yang lebih dewasa dari kita dalam
Bahasa sunda). Selama perjalanan disetiap kesempatan kita ngobrol, dan sesekali
saya pergi ke gerbong untuk sekedar menghirup udara, digerbong tersebut juga
ada beberapa pendaki yang sedang asik merokok secara spontan kita ngobrol
karena kita kenal dari tampilan seorang pendaki, ternyata mereka hendak mendaki
gunung semeru ada satu orang yang saya ajak ngobrol dia juga hendak mendaki
gunung semeru, ternyata dia sudah beristri dan sudah beranak, rupanya pula ini
merupakan pendakian terahir baginya karena dia sebelum menikah sudah membuat
perjanjian dengan istrinya kalau dia akan berhenti mendaki kalau sudah mendaki
gunung semeru,kisahnya cukup mengesankan mengenai pendakian yang sudah dia
lakukan selama ini, dia baru mendaki gunung-gunung di pulau saja, namun dari
tampilnya dia merupakan pendaki yang sudah berpengalaman. Sekitar pukul
07.lewat WIB saya sampai di stasiun kota baru malang kebetulan kala itu
keretanya berjalan cepat tak seperti biasanya dan teman saya yang di malang
yang hendak akan menjemput saya pun kaget, sembari menunggu teman saya tersebut
saya sarapan dahulu karena lapar belum makan semalaman, dan setelah makan saya
pergi ke warkop untuk sekedar menikmati secangkir kopi sampai teman saya tiba.
Itu penggalan kisah dalam gerbong kereta sebelum saya sampai di kota 1000
mesjid (Lombok). Selain kisah dalam gerbong kereta, selama perjalanan di bus
dan kapal saat menyebrang saya juga bertemu dengan beberapa orang yang saya
ajak ngobrol mulai dari mahasiswa Lombok yang kuliah di malang dan kebetulan
saat itu dia akan mudik, ada juga seorang koki restoran dia asli malang namun
sudah sekitar 6 tahun dia bekerja di Lombok sebagai koki, bapak koki ini pun
banyak cerita tentang pengalamanya melanglangbuana sewaktu dia masih muda
sampai bercerita keadaan Lombok dan adat istiadat Lombok. Tak terlewatkan dia
bercerita tentang gunung rinjani dan laranganya karena dia juga pernah pergi
kesana walaupun Cuma sekedar main dan tidak sampai puncaknya, dia pun menawarkan
untuk singgah ditempat ia bekerja, namun saya tidak bisa karena keterbatasan
waktu. Sungguh perjalanan yang luar biasa 3 hari 2 malam walaupun saya
berangkat sendirian dari bogor namun selama perjalanan saya tidak merasa
kesepian karena bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa saya ajak bicara
untuk mengusir kepenatan, maklum perjalanan 3 hari 2 malam pasti sangat
melelahkan dan membosankan jika hanya sendirian. Si mahasiswa yang kuliah dari
malang tadi pun saya ajak bicara, anaknya pendiam namun asik, dan rupanya dia
akan berhenti ditempat saya akan berhenti pula, karena kebetulan kawan yang
akan saya tebengi saat mendaki tersebut bersedia menjemput di temapt saya berhenti,
maklum sudah malam jadi tidak ada moda transportasi yang langsung dan memang
moda transportasi di Lombok tak semudah di jabodetabek yang hampir 24 jam
nonstop. Saya sampe di perempatan masjid agung masbagik sekitar pukul 20.00
waktu Indonesia tangah dan tak lama kemudian kawan yang akan saya tebengi
tersebut menjemput saya dan saya langsung dibawa ke rumahnya. Sesampainya di
rumah dia ternyata penuh dengan logistic untuk perbekalan rombongan kita nanti,
saya istirahat sejenak untuk meluruskan kaki kemudian dia (kaka pip namnya)
melanjutkan mendaftar barang untuk tiap kelompok dalam tim, sekitar 2 jam
setelah itu kak apip bilang kalu rombongan dari jambi yang berjumlah dua orang
dan rombongan dari maksar yang berjumlah tujuh orang akan segera tiba, kemudian
saya diajak ke markas PMI yang menjadi basecamp kita berkumpul, karena kebetulan
kak pip aktifis PMI Lombok timur sembari menunggu rombongan dari jambi dan
makasar saya diperkenalkan dengan kawan-kawanya dia, orangnya asik-asik juga
dan ada juga yang koplak, tak begitu lama setelah kita sampai ke markas PMI
kedua rombongan pun tiba, dari tampilanya sih mereka anak mapala (saya kira)
ternyata setelah berbincang-bincang mereka bukan semuanya mapala, dan bahkan
ada yang pertama kali mendaki gunung (rinjani pendaki pertama mereka) namun
leader dari rombongan makasar sebelumnya saat dia masih jadi mahasiswa pernah
mendaki gunung rinjani bersama rombongan mapala nya. Rombongan dari makasar
karena berjumlah 7 orang maka oleh kak apip di titipkan di markas PMI sedangkan
saya dan 2 orang jambi (juanda dan ilham namanya) dibawa ke rumah kak apip, dan
kita bertiga satu tim (saya, juanda, dan ilham). Waktu pun sudah larut malam,
kita istirahat untuk mempersiapkan fisik. Rencana yang telah disusun kak apip,
kebetulan dia jadi leader rombongan kita yang berjumlah 22 orang karena
rombongan kita bertambah 4 orang dari IPDN, dan sisanya rombongan temannya kak
apip, semula kak apip bilang kita akan mulai menuju pos pendakian semablun
sekitar jam 11.00 WITA namun karena ada salah satu rombongan yang harus masuk
kerja setengah hari pada saat itu, maka jadwal keberangkatan pun molor dari
awalnya kita akan start pendakian pukul 14.00 WITA berubah menjadi pukul 18.00
WITA baru memulai pendakian, tujuan pertama kita untuk istirahat adalah pos 3
disanalah kita akan mendirikan tenda untuk malam pertama, dan estimasi
perjalanan kurang lebih sekitar 5 jam dari pos pintu masuk itupun kalau kita
tidak banyak istirahat.
0 komentar:
Post a Comment