Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

PENDAKIAN ATAP DAN TANAH TERTINGGI PULAU JAWA (MAHAMERU 3676MDPL)

  • Saturday, August 24, 2013
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:






  • Setelah hampir dua setengah tahun impian untuk menapaki tanah tertinggi sekaligus atap tanah jawa akhirnya terkabul juga pada tahun ini tepatnya pada tanggal 16-18 agustus 2013, rencana ini sudah saya sipkan jauh-jauh hari mulai dari peralatan pribadi, peralatan tim, info-info mengenai jalur dan medan pendakian, sarana transportasi menuju titik awal pendakian, sampe tiket kereta pergi-pulang malang pun dibeli sebulan sebelum kebersngkatan sebagai antisipasi kehabisan tiket.
    Pada tanggal 13 agustus 2013 saya berangkat menuju malang menggunakan kereta api matarmaja bersama teman saya smita, perjalanan menuju malang sendiri membutuhkan waktu kurang lebih 18 jam, kesokan harinya tanggal 14 agustus 2013 saya dan smita baru sampai.  Selama di malang sambil menunggu teman saya yang dari banyuwangi (novia), dan  dari klaten (Candara dan ilham), saya mendapat tumpangan menginap gratis di kontrakan teman saya di malang. Total anggota yang ikut mendaki seluruhnya delapan orang yaitu saya sendiri, Candra, ilham, smita, novia, danang, balqis, dan mas sholeh (3 orang terakhir orang malang semua), awalnya kita akan mendaki tanggal 15 dan berniat mengikuti upacara kemerdekaan pada tanggal 17 agustusnya di puncak mahameru, namun dikarenakan pada tanggal 17 agustus yang boleh ke puncak dibatasi karena saking banyaknya pendaki yang mencapai 3050 pendaki, jadi kita memutuskan mengundur tanggal pendakian menjadi tanggal 16, dan ke puncak tanggal 18 nya.
    Sampai pada waktunya tiba (16-08-2013), pukul 05.50 wib saya bersama rombongan akhirnya berangkat juga, kita berangkat dari daerah kedawung (basecamp), menuju pasar tumpang menggunakan angkot, kemudian dari pasar tumpang menuju desa ranupani (titik awal pendakian) kita menggunakan jeep. Perjalanan dipagi hari yang cerah pun dimulai, rasanya benar-benar luar biasa terasa banget petualangannya, badan terasa bergetar semua karena kagum oleh suguhan pemandangan alam yang begitu indah.  Dalam perjalanan kita melewati beberapa titik objek wisata di kawasan taman nasional bromo tengger semeru (kawasan letak gunung semeru), salah satunya air terjun coban pelangi, arena rafting, ditengah jalan persimpangan menuju desa ranupani dan arah menuju bromo kita berhenti sejenak untuk melihat sebagian dari pemandangan gunung bromo yang menakjubkan, kita pun tidak menyia-nyiakan kesempatan dan mengambil bebrapa foto, setelah beres kita melanjutkan perjalanan menuju ranupani suapaya lebih cepat sampai untuk mengurusi suran izin masuk untuk pendakian ke gunung semeru, rasa ketakutan muncul karena takut tidak kebagian quota karena yang hendak mendaki sangat banyak.



    Setelah 2 jam perjalanan mengunakan jeep akhirnya kita sampai juga di desa arnupani, tanpa membuang waktu kita langsung menuju pos perizinan masuk. Ternyata beneran yang sedang ngurusi surat perizinan masuk sangat banyak kita baru kelar ngurusi surat perizinan sejam kemudian, setelah beres lalu kita mencari warung, untuk mengisi perut sebelum memulai pendakian, tepat pukul 11.00 wib kita mulai melakukan perjalanan ke ranukumbolo tempat camping malam pertama kita.  Ranukumbolo merupakan salah satu surganya gunung semeru, disini terdapat danau seluas 15 ha, danau ini terletak di ketinggian 2400 mdpl, keindahannya sungguh buakan main, benar-benar surganya gunung semeru, dan perlu diingat suhu disini berkisar antara -5ºC sampai -20ºC, dinginya bukan main. Sesampai kita disana, kita sangat kaget karena melihat betapa banyaknya tenda yang berdiri disana, sampai-sampai susah mencari lahan untuk mendirikan tenda.  Waktu malam tiba suasana di ranukumbolo bagaikan sebuah perhotelan di kawasan pantai, karena begitu ramainya, sampai- sampai ada kejadian saling menyorotkan senter dari satu sudut ke sudut lain sehingga terlihat seperti lampu-lampu disko, dan ada satu lagi yang ga kalah gokil yaitu ada yang menyalakan kemabang api, ada juga yang membawa speaker portable menyalakan music dengan volume cukup keras, lengkaplah sudah pengalaman mendaki yang suasananya seperti acara tahun baruan dikawsan pantai.



    Jam 20.00wib kita putuskan untuk istirahat lebih awal supaya bisa melanjutkan perjalanan menuju kalimati (tempat camping ke dua) lebih awal, pukul 04.00 wib (17-08-2013), kita sudah terbangun disaat yang lain masih tertidur.  Kita langsung siap2 memberskan tenda, sebagian ada yang masak untuk mengisi perut, sebagian giliran sholat subuh (pada waktunya), setelah semua beres, perut terisi, tepat pukul 07.20 kita melanjutkan perjalanan menuju kalimati, sebenarnya di ranukumbolo siangnya ada acara upacara pengibaran bendera merah putih, namun niat kita sudah bulat yang ingin kita tuju bukanlah upacara bendera melainkan puncak mahameru, didepan mata telah menanti sebuah tanjakan yang biasa disebut ”tanjakan cinta” karena bentuknya berada di bukit yang menyerupai bentuk/lambang “cinta” setelah kita melewati tanjakan cinta, kita disuguhi dengan pemandangan oro-oro ombo dan dari sini mulai terlihat puncak mahameru.  Di oro-oro ombo terdapat padang lavender yang begitu indah, lavender ini biasanya mekar pada kisaran bulan mei-juni, jadi kita tidak bisa melihat keindahan lavender saat mekar, disini pun kita berhenti cukup lama, untuk mengambil foto-foto, setelah mengambil beberapa foto kita melanjutkan perjalanan, mulai dari cemoro kandang jalannya sudah agak menanjak, perjalanan dari ranukumbolo menuju kali mati lamnya sekitar 3-4 jam (tergantung banyak istirahat, lebar langkah, dan tergantung bawaan yang kita bawa). Di daerah sekitar sbelum pos jambangan puncak mahameru begitu jelas, lalu saya memndang lurus ke depan menatapi puncaknya, sembari berdoa “ya Allah izinkan saya bersama teman-teman hamba berada dipuncak sana, untuk menikmati dan melihat keagungan ciptaan-MU”.


    Sesampainya di kalimati kita bertemu dengan rombongan jagawana, ranger,TNI, dan kopasus yang berjaga-jaga dikawasan kalimati untuk menghalangi para pendaki yang nekad hendak menerobos ke puncak, lalu kami bertanya, apakah nanti malam (18-08-2013), dan ternyata sudah dibolehkan sampai ke puncak, lalu kami pun menanyakan lahan di kawsan arcopodo (tempat camping terkhir sebelum puncak), sudah penuh apa belum, dan ternyata kata para ranger belum penuh, dari situ kita merubah rencana, yang awalnya kita hendak bermalam kedua di kalimati, kita putuskan untuk bermalam di arcopodo, supaya kita bisa lebih dekat menjangkau ke puncak, perjalanan menuju arcopodo dari kalimati apabila membawa perlengkapan yang banyak waktunya krang lebih 2 jam, lalu saya dan mas sholeh memutuskan kita berdua yang berangkat duluan kesana, supaya kita bisa ngebut ke arcopodo, saya menurunkan sedikit bawaan saya dan meminta tolong candra untuk membawanya, kebetulan saat itu juga yang lainnya sedang menunggu smita yang hendak pergi sesaat entah kemana, di arcopodo sendiri lahan untuk mendirikan tenda sangat sempit jadi siapa yang dapat dia dapat, jalanan dari kalimati menuju arcopodo benar-benar nanjak tanpa bonus sedikitpun ditambah lagi jalan yang sempit serta berdebu cukup menguras energy apalagi kalau ditambah dengan tas kerirr yang berat, 1 jam 15 menit kemudian kita sampai di arcopodo, dan langsung kita berdua mencari lahan yang strategis untuk mendirikan tenda, anak-anak (smita,novia,balqis,candra,ilham,dan danang), sampainya agak lama, 2,5 jam setelah kita sampai ke arcopodo mereka baru sampai, karena ternyata diperjalanan ada sedikit masalah, dan ada beberapa anak juga yang sudah kelelahan, dan mungkin sudah patah semangat.


    Setelah semua sampai sekita pukul 15.30 anak-anak saya suruh istirahat, dan saya mencoba untuk membuat air panas untuk menyeduh susu dan jahe hangat, setelah itu saya memasak nasi untuk anak-anak, ternyata selama perjalanan dari kalimati menuju arcopodo ada anggota kita yang sudah kelelahan dan sudah tidak kuat dengan dinginnya udara, ditambah lagi setelah dia melihat papan in memorian pendaki yang wafat (kebetulan tenda kita tepat di depan batu in memorian tersebut), dia semakin down mentalnya, dan mulai kehilangan tekad untuk sampai puncak, karena melihat kondisinya yang sangat menghawatirkan akhirnya sore itu saya memutuskan untuk tidak ke puncak, cukup sampai arcopodo saja, karena saya yakin saya akan mendaki ke mahameru untuk yang kedua kalinya, dan novia pun mengikuti langkah saya untuk memilih menjaga dia di tenda, sementara itu saya memanggil anak-anak lain (candra, ilham, danang, dan mas sholeh) ke tenda cwo, dan menceritakan keadaan salah satu “anggota” kita tidak memungkinkan sampai puncak karena sudah kelelahan, dan saya bilang ke mereka kalau saya dan novia tidak ke puncak untuk menjaga “dia”, dan saya menyuruh ke anak-nak lain supaya melanjutkan perjalanan sampai ke puncak tengah malam, pada awalnya mereka pun tidak tega, karena merasa kurang “kita berangkat berdelapan, kita harus ke puncak berdelapan, dan kita turun berdelapan juga” perasaan itulah yang sedikit mengganjal di kita, namun  kata-kata terakhir saya untuk mereka, kalau semua tidak ada yang ke puncak “sia-sia’ sudah perjuangan kita selama ini, sudah kalian ke puncak biar kita yang menunggu di tenda, hingga akhirnya keputusan pun disepakati mereka berlima ke puncak, dan kami bertiga jaga dan menjaga di tenda.



    Setelah itu semua anak yang hendak melanjutkan perjalanan ke puncak dipindahkan ke tenda yang satunya, supaya memudahkan mobilisasi, setelah semua semua tau (kecuali satu orang), dan setelah semua makan serta sholat, semua tidur sesuai dengan rencana, saya dan novia tidur di tenda yang satunya bersama anggota kita yang tidak bisa  melanjutkan perjalanan sampai ke puncak, dan baru sekita pukul 19.00 wib saya dan novia menceritakan semuanya dan rencanana beserta kesepakatan kita, dia pun terlihat sedih, setelah semuanya kami ceritakan kami pun beristirahat, namun setelah beberapa jam dia dan kami terbangun, lalu dia meminta untuk melanjutkan sampai ke puncak, sebisanya saya mencoba menghalanginya dengan pertimbangan kondisi fisik dan mental dia yang sudah kelelahan, karena medan dari arcopoodo ke puncak mahameru benar-benar berat, sangat menguras energy dan mental ditambah udaranya yang sangat dingin, disana saya “tidak mengizinkan namun tidak melarang” karena posisinya yang sulit, karena tekad dia untuk sampai puncak begitu kuat akhirnya saya “mengiyakan permohonannya”.
    Setelah itu kita melanjutkan istirahat kita, dan pukul 23.00 kita bangun untuk melanjutkan perjalanan ke puncak mahameru, dan ternyata orang-orang yang berangkat menuju puncak dari kalimati sudah banyak sekali, kita baru mulai perjalanan ke puncak dari arcopodo pukul 00.00wib, baru sekitar 1 jam perjalanan “dia” mengalami kedinginan hebat lagi, akhirnya saya pun melepas jaket saya dan memberikannya kepada “dia” dari sana sampai puncak saya hanya mengenakan kaos dilapisi polar yang sangat tipis, sepanjang perjalanan “dia” benar-benar kelelahan dan mengalami kedinginan hebat yang tak henti-henti, kelelahan fisik dan mental pun menghampiri “dia” kembali, namun tekadnya masih tetap berkobar, selama perjalanan ke puncak saya mencoba terus berada mendapinginya, sampai sang fajar hampir terlihat dia menyuruh saya untuk duluan, dan saya putuskan untuk jalan duluan, karena saya yakin dia pasti bisa, dan walaupun tidak tega, saya berharap kalau dia jalan sendiri ke puncak maka semangat dan motivasi untuk sampai puncak semakin besar, sekitar pukul 07.00wib saya sampai di puncak Mahameru, yang sampai duluan Cuma bertiga (Candara, ilham, dan saya), dipuncak kita bertiga merasa ada yang beda, dan ada yang kurang walaupun sudah sampai puncak perasaan kita biasa-biasa saja, karena benar merasa kurang karena tidak bisa sampai puncak bareng, hingga akhirnya kita mundur lagi ke belakang, ke daerah sekita perbatasan puncak menunggu mereka, dan satu persatu meraka sampai juga, dan saya sangat kagum kepada teman saya yang tadinya sudah kelelahan bahkan patah semangat tapi akhirnya dia menemukan kembali tekada dan semangatnya untuk sampai puncak, ini membuktukan bahwa dalam mendaki tidak hanya dibutuhkan otot saja, tapi dibutuhkan bulatan tekad yang benar-benar kuat seperti teman saya (sebut saja namnya myta), sampai semua lengkap perasaan senang dan bahagia pun mulai muncul, tanpa menyiakan ksempatan, kita langsung mengambil foto bersama , dan foto-foto sendiri.



    Pendakian arcopodo-puncak mahamru memang benar-benar tidak hanya membutuhkan energy tapi juga membutuhkan mental yang kuat, karena jalanan yang kita lalui benar hampir vertical berjalan di atas pasir berbatu yang bergerak, dan kita harus focus siaga menjaga kemungkinan adanya batu yang jatuh dari atas, dalam melangkah dan menginjakan kaki harus hati-hati, tidak boleh terlalu kuat ataupun terlalu lemah, kita melangkahkan kaki selangkah tapi kita mundur dua langkah, karena pasir yang kita injak terus bergerak, ditambah antrian orang-orang yang hendak ke puncak banyaknya bukan main, jalanannya benar-benar ngantri dan macet, karena harus bergilairan, waktu yang sudah kita gunakan untuk mendaki puncak sudah lama namun jalanan yang kita lalui terasa tak berubah dan tak bertambah pula, apa lagi saat hari mulai terang, itu membuat putus asa, seakan-akan kita berjalan ditempat, menoleh ke bellakang jauh, meririk ke puncak terlihat sangat jauh, dan pada psosisi itu saya benar-benar merasakan patah semangat dan nyaris saya tidak melanjutkan perjalanan sampai puncak, namun ketika saya  berhenti sejenak ada seseorang (pendaki juga), bicara pada temannnya “lu mau sampai ke puncak ga? Kalau mau sampai ke puncak udah jangan buang-buang waktu, lanjutkan perjalanan jangan sampai buang waktu dan buang uang” waktunya sebentar lagi (karena antara pukul 09.00-10.00 semua pendaki sudah harus turun, untuk menghindari gas beracun yang keluar dari kawah mahameru)”, perkataan itu membakar semangat saya, dan saya segera bergegas ke puncak, satu lagi masalah yang saya hadapi saat itu adalah kehabisan air, tenggorakn rasanya benar-benar kering dan sakit, bibir pun tak mau ketinggalan turun pecah-pecah dan sakit sekali terasa.  Mungkin yang saya rasakan juga sebagian dirasakan oleh teman-teman saya, namun kita semua mampu melewatinya, tekada dan kemauan keras mampu mengalahkan itu semua.
    Pemandangan dipuncak  mahameru bukanlah main indahnya, dan bukanlah Cuma cerita belaka, jadi sudah wajar gunung semeru dengan puncaknya mahameru menjadi salah satu gunung terindah di Indonesia sekaligus merupakan gunung favorit juga dikalangan para pecinta alam khususnya para pendaki gunung.  Kita benar-benar merasakan yang namanya negeri di atas awan, hamparan awan yang cantik berada di depan mata, selain itu dari sini juga terlihat bentangan garis pantai selatan kabupaten malang, dari sini pun terlihat pulau sempu, tak hanya itu saja puncak mahameru menyajikan pemandangan puncak-puncak gunung disekitarnya seperti gunung bromo, gunung arjuno,gunung  welirang, gunung putrid tidur, gunung kawi, gunung anjasmoro, bahkan gunung lawu pun bisa terlihat,  pengorbanan kami pun terbayar lunas oleh pemandangan yang sangat luar biasa indahnya, sungguh saya pun sangat ingin merasakan pendakian mahameru untuk yang kedua kalinya, dan satu hal yang sangat membuat hati saya lega, saya akhirnya bisa mengucapkan “terimaksih kakek(alm) untuk doa restumu”.   Setelah cukup puas menikmati keindahan alam mahameru (karena sesungguhnya belum puas), sekitar pukul 09.20 wib, kita turun dari puncak menuju arcopodo, perbandingan antar naik dan turun sangatlah kontras, rata-rata rombongan kita sampai puncak memakan waktu 6 jam, turunnya kita hanya 1 jam, sensasi turunnya seperti bermain iceskating, kebalikan dari saat kita naik, waktu turun, kita melangkah satu langkah, maju 4 langkah, jadi perjalanan turunya sangat cepat, sensasi naik-turunnya benar-benar berkesan dan tak terlupakan, setibanya di arcopodo kita langsung memakan makan ringan yang bisa dimakan, dan tentunya kita langsung memburu air minum, setelah beres kita istirahat, packing kembali, dan tepat sekitar pukul 12.30 kita melanjutkan perjalanan menuju kalimati-ranukumbolo, dan perjalanan turunya pun cukup singkat sekitar pukul 16.00wib kita sudah sampai di oro-oro ombo, karena masih betah dengan suasana oro-oro ombo kita pun istirahat disini sekalian untuk sholat dzuhur sama ashar bergiliran, tak hanya istirahat disini kita berfoto-foto narsis terutama para cwo, malah lebih narsis dari para cwe.



    Pukul 17.00wib kita melanjutkan perjalanan turun, diranukumbolo kita singgah sebentar untuk mengambil air, lalu melanjutkan perjalanan, karena waktu sudah semakin sore kita memutuskan untuk sholat magrib di ranupani saja di jamak dengan isya, kita memperkirakan pukul 20.00wib kita sudah sampai diranupani, namun kehendak berkata lain, ditengah perjalanan menuju ranupani ternyata salah Candra mengalami maagh, dan perjalanan pun sempat terhenti lama, sampai pada candra mengalami muntah-muntah, dan anak-anak yang lain memutuskan untuk rehat dahulu memasak air hangat untuknya, smita dan novia bergegas memasak air, dan balqis mencoba membrikan obat dan mengurutnya, saat itu anak-anak cwe sampai mencegat rombongan yang hendak turun juga mereka menanyakan “barang kali masih punya makanan” (karena stock konsumsi kita saat itu tinggal mie, beras, dan sarden) dan akhirnya ada yang masih punya juga, ssembari menunggu anak-anak cwe masak air, saya malah ikut ngedrop, saya terkena hipotermi, mungkin karena aktivitas tubuh saya menurun karena dua hari saya tidak makan nasi ditambah lagi saya sangat kurang minum, sehingga metabolisme menurun, dan suhu tubuh pun ikut hilang,  beruntunglah disaat saya hipotermi ada rombongan yang hendak turun juga (mereka pecinta alam senior) menolong kita, dan membawakan tas kerrir saya bersama kerrir candra, selama perjalanan yang saya rasakan benar-benar dingin hebat, yang membuat saya tetap kuat adalah saya malu dengan anak-anak cwe jangan sampai saya ambruk ditengah jalan, karena saya yang mengajak mereka dan saya juga yang seharusnya menjadi leader yang lebih kuat, dan satu alas an yang tak kalah koplak saya harus sampai ranupani secepatnya biar bisa makan sepuasnya, selama perjalanan semua anggota rombongan saya benar-benar sudah kelelahan dan ngantuk bukan main, sampai kita berjalan pun sambil merem melek, namun utnuknya pertolongan Tuahanlah yang membentu kita sampai bawah, jalanan benar-benar terasa tak berujung dan semua merasakan hal yang sama, namun pada akhirnya kita sampai juga diranupani, sesampainya disana ternyata warung makan sudah pada tutup, maklum kita tiba diranupani pukul 00,30wib, stibanya diranupani hipotermi saya semakin bertambah sampai lalu anak-anak membungkus saya dengan sleeping bag dan jaket double, sebelum saya mencoba untuk tidur saya makan seadanya (anak-anak mondar mandir mencari makan samapi ketuk pinti ruamah warga) baru keesokan harinya saya merasa baikan.
    Setelah saya bangun dan sholat, kemudian saya pergi ke rumah makan bersama anak-anak untuk makan, dan berjemur, kemudian balqis pergi ke pos untuk melapor kalau rombongan kita sudah turun semua dengan selamat, pukul 09.00wib kita melanjutkan kembali perjalanan menuju pasar tumpang menggunkan jeep, tadainya kita mau singgah ke bromo dahulu namun ternyata kita harus menambah bayrannya untuk jeep, Karen kita tidak ada yang membawa uang lebih akhirnya kita tidak jadi mampir ke bromo, dan akhirnya kita putuskan untuk mampir ke rumahnya balqis sebelum menuju ke basecamp kita nyimpen barang, dan baru sore harinya kita pulang ke basecamp dari rumah balqis, perjalanan ditutup dengan suka cita dan rasa sukur karena bisa menginjakan kaki ditanah tertinggi sekaligus atapnya tanah pulau jawa, puncaknya paradewa (begitulah legenda mengatakan), mahameru 3676mdpl.

    0 komentar:

    Post a Comment