Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

DIBALIK BENCANA ADA “WACANA” MENUJU APRIL & JULI 2014

  • Sunday, January 26, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:
  • http://www.antarasumut.com/wp-content/uploads/2013/05/logo-pemilu-2014-okkkk.jpg

    Pesta 5 tahunan yang biasa disebut “pesta demokrasi rakyat” oleh segelintir orang yang mempunyai maksud dan tujuan untuk melanggeng “kesana” menjadi anggota dewan terhormat akan terselenggara pada 9 April 2014. Berbarengan dengan tahun “Pemilu” tersebut pun bencana melanda Indonesia, sebut saja letusan gunung sinabung di Kabupaten Karo, banjir Bandang di Manado, Banjir di Ibu Kota, dan banjir di Kota dan Provinsi lainnya seperti di Jawa Tengah dan Jawa Barat.  Hadirnya bencana yang melanda bumi Nusantara tidak disiasiakan oleh Orang-orang yang bermaksud mencalonkan diri menjadi anggota dewan pada pemilu, mereka ramai-ramai membuka posko bantuan dan belusukan menyambangi warga namun saya melihat langkah tersebut sebagai “MODUS”, memberikan bantuan kepada warga yang sedang terlanda bencana memang sangat mulia “TAPI” kenapa saat memberikan bantuan tersebut tidak menanggalkan atribut Parpolnya…?? Mungkin ini memang suatu langkah untuk mempromosikan diri dan parpolnya, memang sangat cerdik dan kreatif memanfaatkan momen bencana sebagai media promosi, saya pribadi memberi nama langkah mereka dengan sebutan “Di Balik Bencana Ada “Wacana” Menuju April & Juli 2014”. Disaat warga menjerit datanglah orang-orang yang “BERHATI MULIA” menolong dan memberikan bantuan kepada warga, orang “BERHATI MULIA” ini memberikan bantuan makanan, pakaian, dan motivasi kepada warganya, “NAMUN” sekali lagi saya PERTANYAKAN kenapa atribut parpolnya tidak dilepas..?? kalau memang mau membantu sesama yang membutuhkan bantuan alangkah lebih baik dan lebih mulia tanpa harus mengenakan atau menjadikan momen tersebut sebagai ajang promosi atau kampanye, sangat ironis bila memberikan bantuan namun dibalik semua itu pun terdapat maksud lain yang merupakan salah satu langkah untuk memuluskan tujuannya di April & Juli. Memangnya kalau kalau seorang aktivis parpol jika hendak memberikan bantuan kepada sesama diwajibkan memakai atributnya,,,,??? Memang di negeri ini semua hal dari hal sepele sampai hal yang luar biasa tidak luput dari “POLITISASI” para tokoh dan para elit yang memang berkecimpung di dunia politik. Sekarang sebutkan apa yang di negeri ini yang tidak bisa DIPOLITISASI…?? Saya sendiri memandang di negeri ini sudah tidak ada lagi seseuatu yang murni tidak dipolitisasi, misalkan saja “CINTA” yang konon kata orang “Cinta itu suci,cinta murni” namun saya menilai masih kah cinta bisa dikatakan suci atau murni jika cinta itu sudah DIPOLITISASI…???. Walaupun memang pada dasarnya “SEJARAH” menceritakan “POLITIK CINTA/MEMPOLITISASI CINTA” sudah ada sejak zaman dahulu, jika suatu kerajaan hendak menguasai kerajaan lain bisa ditempuh melalui “CINTA”. Pendek kata misalkan kerajaan A memiliki sang Raja yang menduda atau Rajanya doyan kawin, nah kita berposisi sebagai Raja Kerajaan B, dan berhendak atau berkeinginan menguasai kerajaan A, maka saya sebagai Raja Kerajaan B bisa menempuh keinginan saya untuk menguasai kerjaan A dengan “CINTA”, bwakan saja atau tawarkan saja seorang gadis yang berkeinginan untuk memiliki seorang suami, tentu saja sang gadis tersebut sudah di doktrin dengan “tujuan dan maksudanya” karena cinta itu memiliki banyak arti. Begitupun para calon yang mencalonkan dirinya sebagai anggota dewan, mereka mencintai warganya terbukti mereka turun member bantuan terhadap para korban bencana, namun dibalik cintanya seperti tersirat “DUKUNG DAN PILIHLAH SAYA BESERTA PARPOL SAYA DI PEMILU NANTI”, buktinya saat mereka memberikan bantuan mereka tak melepas atribut parpolnya, dan bahkan ada oknum parpol yang mengaku bahwa salah satu bantuan yang diberikan oleh pemerintah adalah berkat jasanya.

    0 komentar:

    Post a Comment