Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

IPK BUKAN SEGALA-GALANYA, KARENA TIDAK SEMUANYA MEMBUTUHKAN IPK, DAN IPK BUKANLAH JAMINAN DARI SEBUAH KESUKSESAN

  • Sunday, March 17, 2013
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:

  • Bicara soal kuliah memang tidak bisa luput dari yang namanya IP mauapun IPK, besar kecilnya IPK memang cukup berpengaruh saat kita hendak akan mealamar pekerjaan saat sudah lulus, IPK memang menjadi salah satu penilaian bagi perusahaan ataupun instansi yang akan merima karyawan baru.  Para pemilik perusahaan ataupun instansi pasti melihat dahulu IPK, tak peduli orang yang memiliki IPK bagus (minimal mencapai standar yang telah yang telah ditetapkan) tersebut punya kelakuan yang baik atau berkelakuan buruk mereka tidak melihat itu yang mereka lihat adalah transkrip yang berisi nilai dan terkadang mereka melihat lulusan universitas mananya.  Terkadang ironisnya orang yang memiliki kelakuan baik, punya soft skill yang bagus tersisihkan karena nilai IPK mereka yang rendah, karna belum tentu juga orang yang memiliki IPK tinggi, keluar universitas ternama saat di dunia kerja mereka bisa bekerja dengan baik pula, dan belum tentu juga orang yang IPK nya rendah saat bekerja mereka kinerjanya rendah pula.  Orang-orang yang memiliki IPK tinggi saat di bangku kuliah biasanya mereka cenderung study oriented, terkadang kemampuan dalam bersosialisasinya kurang, dan waktunya biasanya lebih tercurahkan hanya untuk belajar demi mendapat nilai yang bagus.  Sedangkan orang-orang yang memiliki nilai IPK yang rendah saat di bangku kuliah biasanya mempunyai kemampuan bersosialisasi yang cukup bagus, dan biasanya juga aktif berorganisasi, itu semua secara tidak langsung dan tidak sadar sangat dibutuhkan dalam pekerjaan, karena orang yang terbiasa berorganisasi sedikit lebih baik dalam mengorganisir suatu kegiatan ataupun pekerjaan, dan kemampuan atau kebiasaan dalam bersosialisasi itu menjadi nilai jual, karena kemampuan dalam bersosialisasi itu tidak didapatkan secara Cuma-Cuma, perlu pengorbanan, selain itu kemampuan dalam berbicara dihadapan umum itu sangat menunjang dalam dunia kerja.  Memang secara logikanya semuanya itu membutuhkan pengorbanan, namun semuanya bias disiasati ketika kita terus belajar, karena semakin banyak kita tahu maka semakin banyak pula yang kita tidak tahu, IPK bukanlah segala-galanya dan semuanya TIDAK membutuhkan IPK.  Idelanya memang kita harus punya semuanya, baik nilai IPK yang tinggi, kemampuan dalam bersosialisasi, kemampuan dalam mengorganisir, ataupun kemampuan dalam berbicara, namun sangat jarang orang yang mempunyai semuanya itu, tetap saja ada salah satu yang tidak dimiliki oleh “si pintar dengan yang belum pintar ” semuanya disini saling melengkapi.  Ketika kita punya kemauan untuk terus belajar maka yakinlah kita bisa mendapatkan apa yang kita impikan karena kesuksesan itu berbanding tegak lurus dengan pengorbanan, di dunia ini tidak ada kesuksesan yang hakiki tanpa sebuah pengorbanan.  Kalau di dunia satwa ada pribahasa “siapa yang kuat maka dialah yang bertahan”, sepertinya kata-kata itu bias kita modifikasi menjadi “siapa yang punya inovasi maka dialah yang akan bertahan dan akan menjadi orang sukses”,  banyak orang yang tidak mengenyam pendidikan malah mereka menjadi orang-orang sukses, salah satu alasan kenapa mereka bisa bertahan dan sukses, ialah karena mereka punya inovasi yang tidak dimiliki oleh orang lain, sebut saja contoh orangnya yang ada di inonesia dia adalah Bob sadino kisah hidupnya penuh liku-liku tapi berkat inovasi yang dia miliki dia bethasil menjadi orang sukses, selain itu Dahlan iskan, dia bukanlah orang dari lulusan universitas ternama, bahkan dia tidak kuliah, tapi apa buktinya sekarang…?? Dia menjadi seorang menteri, dan kalau di Tanya malah financial tak usah diragukan lagi beliau ini memiliki 40 perusahaan yang yang ia dirikan.  Kalau orang yang tak pernah kuliah saja bisa menjadi orang hebat, apa yang tidak mungkin  bagi kita yang pernah merasakan kuliah, kita bisa jadi orang yang lebih hebat dari mereka asalkan kita punya inovasi dan tekad keras seperti mereka.  Kita harus mengubah paradigm, kalau kita kuliah itu bukanlah demi pekerjaan yang lebih baik, tapi kita kuliah karena kewajiban kita menuntut ilmu dari sejak lahir sampai kita mati, kalau kuliah nitanya Cuma pengen dapat pekerjaan sangat disayangkan sekali, karena pikiran kita hanya terfokus ke arah sana, dan terkadang sampai melupakan hal-hal lain yang penting “melupakan hal yang penting..? *itu konyol” (kata-kata inspiratif dari teman saya).  Toh kalau kuliah Cuma pengen dapat pekerjaan buat apa…?? Meningan ga usah kuliah, Dahlan iskan saja bisa jadi menteri padahal dia ga kuliah.  Gunakan kesempatan kehidupan di kampus sebaik mungkin untuk meningkatkan softskill kita, kehidupan kampus itu bagaikan miniature kehidupan kita di dunia luar sana, seberat apapun kehidupan di kampus belum ada apa-apanya dibandingkan dengan kehidupan di dunia luar yang sebenarnya.  Nilai bagus di bidang akademik memang penting, tapi ketika kita tidak bisa memiliki nilai bagus di bidang akademik itu bukanlah akhir dari segala-galanya atau bahasa kerenya “this is not the end of the journey, masih banyak jalanuntuk menuju roma, tetap kuatkan tekad dan semngat, buatlah inovasi yang belum pernah ada, dan ingatlah Tuhan ketika kita suka dan duka, selalu panjatkan doa kehadirat-Nya, dan jangan lupa selalu mohon restu dari kedua orang tua, keep spirit, bangkitlah generasi muda harapan bangsa.

    0 komentar:

    Post a Comment