Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

ANTARA EGO DAN PRINSIP

  • Thursday, October 9, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:
  • http://www.hdwallpapers.in/walls/love_hd-normal.jpg



    Kehidupan seorang manusia tidak akan bisa lepas dari lingkungan tempat dimana dia berada, kehidupan manusia selalu melibatkan orang lain sekecil apapun keterlibatanya  karena memang manusia tercipta sebagai “mahluk social”. Hubungan antar manusia akan selalu terjalin terlepas dari baik atau kurang baiknya hubungan tersebut. Kata “hubungan” bisa memiliki tujuan, makna dan hirarki yang berbeda. Bentuk suatu hubungan bisa antar manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan lingkunganya, dan hubungan seorang lelaki dengan wanita (hubungan bisa dalam bentuk saudara, teman, atau kekasih). Jika kita mengupas kata “hubungan” antar lawan jenis sangatlah menarik, terutama hubungan pertemanan dan hubungan tali kasih. Setiap orang memiliki comfort zone yang berbeda-beda jika dilihat dari gendre nya. Ada wanita yang yang kurang nyaman jika terlalu banyak “berhubungan” dengan lelaki, dan ada juga wanita yang lebih senang atau nyaman “berhubungan” dengan lelaki begitupun dengan seorang lelaki, hal tersebut kembali ke diri masing-masing tergantung pengaruh dari sifat, aktivitas, lingkungan kerja, dan lain sebagainya yang membuat “hubungan” tersebut menjadi nyaman untuk dijalani. Lingkungan dan karakter pribadi turut andil dalam  menentukan bagaimana cara kita “berhubungan” dengan siapa kita “berhubungan” dan dengan siapa kita ingin lebih banyak “berhubungan”. Dalam kehidupan seorang anak muda pastilah akan banyak “berhubungan” dengan teman-teman terutama dimasa-masa menginjak remaja atau di masa-masa beranjak dewasa, usia tersebut bisa dikatakan usia pencarian jati diri. Dimana anak muda mulai mencari-cari, merancang, dan melakukan hal-hal yang mengarah ke arah yang ingin dia capai dimasa yang akan datang. Dimasa-masa tersebutlah juga merupakan masa-masa seorang anak muda memiliki hasrat yang tinggi dalam menjalin “hubungan” dengan lawan jenis ke arah yang lebih intens berupa “hubungan” tali kasih. Ada kalanya juga dimasa-masa tersebut merupakan masa dilema antara hasrat dan kenyataannya terkait idealime masa depanya, tak jarang anak yang berada dalam keadaan ini memikirkan banyak hal dalam menjalin “hubungan” terutama dengan lawan jenis, antara ingin menjalin tali kasih, namun berfikir juga umur sudah bukan saatnya lagi menikmati masa bersenang-senang belaka, dia juga mulai berfikir jauh tentang “hubungan” tali kasih. Tak jarang anak muda yang mengalami atau berada pada posisi ini agak menutup diri soal perasaanya, namun tidak membatasi “hubungan “pertemanan. Dua kenyataan yang dihadapi anak muda pada usia yang serba nanggung, bukan anak-anak, tapi belum terlalu tua juga, pertama dia harus melihat fakta teman-teman seusianya menjalani tali kasih dengan lawan jenis, kedua dia sudah harus mulai memikirkan masa depanya  termasuk keseriusan dalam menjali tali kasih ke arah yang lebih serius bukan hanya memikirkan kesenanganya belaka, ada yang berpendapat bahwa salah satu masa terindah di masa-masa tersbut adalah jalinan tali kasih dengan lawan jenis. Mungkin rasanya persis seperti penggalan cerita di film india, dimana sepasang kekasih berlari-lari sambal menari dan bernyanyi bagaikan dunianya hanya milik mereka berdua, tanpa menghiraukan lingkungan sekitar virus asmara pun menghujani dan meracuni sepasang kekasih. Hal tersebut mungkin suatu kewajaran yang dialami oleh sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta, namun aturan tetaplah ada baik dari norma adat istiadat ataupun norma agama, semuanya kembali pada diri masing-masing apakah mau mentaati atau tak menghiraukannya. Semua kehidupan memiliki pilihan, dan semua pilihan memiliki risikonya masing-masing, termasuk dalam “hubungan” tali kasih pastilah tak akan pernah luput dari risiko. Semua risiko yang ada adalah untuk mendewasakan diri kita, dalam menghadapi suatu masalah ataupun dalam cara pandang kita terhadap lingkungan ataupun terhadap kehidupan.

    0 komentar:

    Post a Comment