Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

IGTF CHATER #5 (tragedi)

  • Monday, July 22, 2013
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:


  • NASEHAT DI DALAM NASEHAT
    (orang yang mempunyai nasehat cemerlang belum tentu bisa mengaplikasikannya,namuan belum tentu juga kita tidak bisa mengaplikasikannya)
                                                                                 

    Dalam hidup kita pasti memiliki orang-orang terdekat dan lingkungannya, dalam hubungan dengan teman dan lingkunganya tersebut kita juga pasti akan menemukan hal-hal yang bisa membuat kita bangga terhadapnya, dan pasti kita juga akan menemukan suatu hal yang mengetuk hati kita untuk memberikan nasehat atau saran  kepada teman atau lingkunganya di saat ada ketidakwajaran dan keganjilan.  Ketika kita merasa bangga dengan teman atau orang terdekat dengan kita karena dia telah melakukan yang bisa dianggap heroic baik dalam prestasi akademik maupun non akademik, kita harus pintar-pintar dalam memilih kata-kata ungkapanya serta cara mengungkapakannya baik secara langsung maupun lewat media social, jangan samapai karena salah memilih kata, tempat, dan media,niat kita malah ternilai buruk, atau dinilai terlalu berlebihan (lebay).
    Ada satu hal yang biasa terlupakan oleh kita dalam hal tersebut, yaitu orang lain punya hak untuk menilai kita atas apa-apa yang telah kita perbuat, namun terkadang kita tidak bisa menerima penilaian orang lain terhadap kita, karena kita merasa penilainya salah dan hanya sebatas melihat dari luar saja. Beberapa hal yang perlu kita sadari jika berada di posisi yang di nilai adalah, sang penilai (orang lain atau orang yang berada dilingkungan sekitar), kebanyakan hanya menilai dari luar saja, tanpa mau tau dalamnya (prosesnya), penilai selalu merasa dirinyalah yang paling benar, penilai hanya cukup melihat dia sudah bisa menghasilkan angka penilaian, terkadang penilai tidak memperhatikan aspek kebatinan atau perasaan yang dinilai.
    Sebagai orang yang dinilai kita harus percaya pepatah “tak aka ada asap kalau tidak ada api”, mungki kita bisa sama sekali tidak menganggap justifikasi dari penilai yang menilai perbuatan kita, namun kita juga tidak boleh serta merta menolak semua hipotesa tentang diri kita yang diberikan oleh penilai, kita harus tetap merespon sebagian yang diungkapakannya, yakinilah “bahwa tak selamanya kebenaran dan kesalahan itu akan berdiri tegak”, karena kita bukanlah malaikat yang selalu patuh, dan bukan juga syetan yang selalu membangkang, dalam hidup kita maupun orang lain pasti pernah melakukan salah dan benar.  Semua hipotesa yang dilontarkan orang lain (penilai/orang yang menilai) kepada kita pasti ada benarnya dan pasti ada salahnya, kita harus bisa menangkap dan menerima kebenaran yang negative tentang diri kita yang di nilai orang lain, supaya kita bisa mengoreksi dan mengintrospeksi diri menjadi pribadi yang lebih baik, jadi dalam menanggapi penilaian orang lain tentang diri kita, kita tidak boleh menolaknya mentah-mentah, dan tidak boleh juga kita menelannya bulat-bulat, tapi kita analisis terlebih dahulu, mana yang benar dan mana yang salah setelah itu baru kita lakukan tindakan yang negativenya kita buang dan yang positif nya kita ambil lalu tingkatkan.
    Ketika kita berada di posisi sebagai seseorang yang mengeluarkan hipotesa dan penilaian terhadap orang lain, kita harus bisa menganalisis terlebih dahulu apa yang akan kita nilai, jangan hanya semata-mata kita mengeluarkan hipotesa dan penilaian dari apa yang kita lihat saja, tanpa mengetahui apa yang tidak kita lihat, ini berlaku baik dalam kita mengeluarkan hipotesa dan penilaian baik dan buruk tentang orang lain. Apa yang kita lihat belum tentu sama dengan apa yang tidak kita lihat, kita memang mempunyai hak untuk menilai orang lain namun alangkah baiknya jika kita tidak usah atau jangan terlalu sering menggunakan hak tersebut, kecuali memang sangat-sangat dibutuhkan dan kita memang sudah tau baik apa yang terlihat maupun yang tidak terlihat tentang apa-apa yang akan kita nilai.  Kita perlu sadar dan perlu memperhatikan perasaan orang yang kita nilai, sebagai manusia yang memiliki perasaan kita harus saling memikirkan perasaan masing-masing, dan mencoba untuk memposisikan diri kita diposisi yang akan dinilai.
                Terkait nilai dan penilaian ini biasanya akan kita dapatkan ketika kita memiliki intensitas yang tinggi dalam bersosialisasi, orang yang memiliki intensitas bersosialisai lebih tinggi biasanya akan mendapatkan penilaian yang beragam ketimbang orang yang memiliki intensitas sosialisasi dengan lingkunganya rendah.  Karena seringnya kita bersosialisasi, baik berbicara di depan umum, memimpin jalannya suatu kegiatan, maupun interaksi dengan orang-orang yang berbeda latar, sehingga secara tidak sadar itu akan memunculkan sesuatu yang menuntut kita untuk bisa beradaptasi, dan secara tidak sengaja hal-hal tersebut terbawa saat berinteraksi dengan orang lain yang berbeda latar belakang lagi,

    0 komentar:

    Post a Comment