Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

MENAPAKI MIMPI DI TANAH 3726 MDPL, CHAPTER #1

  • Monday, June 2, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label: ,


  • Gunung rinjani sudah termashur keindahannya dikalangan para pendaki gunung dan para pemburu foto keindahan alam, dan tidak terkecuali bagi saya kabar keindahan gunung tersebut pun sampai terdengar di telinga saya, walaupun saya bukanlah seorang pendaki yang professional apalagi seorang photography, sekitar 3,5 tahun yang lalu tepatnya saat saya berada di bangku kuliah semester 3 (awal saya mengenal mendaki gunung) dikala itu gelora semangat masih sangat menggebu-gebu untuk mendaki gunung tepatnya saat berada di puncak gunung gede (gunung pertama yang saya daki) salah satu kawan saya bertanya setelah ini gunung mana yang ingin kamu daki? Dengan polos da nasal ceplos saya jawab “semeru” padahal sebelumnya saya tidak tahu menahu tentang gunung tersebut, seiring dengan beriringnya waktu saya sering browsing tentang gunung-gunung di Indonesia termasuk gunung favorit para pendaki dan salah satu diantaranya adalah gunung semeru. Sampai pada suatu ketika teman saya tersebut menyarankan saya untuk membaca novel “5 CM.” namun saya tidak pernah sama sekali membca novel tersebut walaupun kata teman-teman yang sudah membcanya sangat bagus, dan tidak jarang orang yang sudah membaca novel tersebut ingin mencicipi rasanya mendaki dan menikmati keindahan alam gunung semeru, karena memang novel tersebut bercerita tentang 5 sahabat yang melakukan pendakian ke gunung semeru, dan saya pun baru membaca novel tersebut setelah saya mendaki gunung semeru dan sampai di puncak mahameru saya menghndari membaca novel tersebut sebelum saya mendaki gunung semeru karena saya tidak ingin terbawa arus.  Selama saya memiliki mimpi untuk mendaki gunung semeru saya juga memiliki cita-cita setelah mendaki gunung semeru saya ingin mendaki gunung rinjani, dan mulai dari saya bermimpi menapaki kedua gunung tersebut saya sudah memulai mempersiapkan semuanya mulai dari perlengkapan, info, dan keuanganya (menabung) karena saya tau untuk menapaki kedua puncak tersebut membutuh uang yang tak sedikit selain jarak yang jauh, juga membutuhkan perlatan standar operasional mendaki gunung. Mimpi dan impian pun berjalan dan tak terasa 3,5 tahun dari sejak bermimpi sampai impian tersebut bisa tercapai. Satu langkah menuju mimpi ini berawal ketika saya bertekad pada tahun ini (2014 sebelum saya masuk ke program pendidikan profesi) saya terlebih dahulu harus menginjakan kaki di puncak tertinggi ke tiga Indonesia, kala itu ada teman saya yang berasal dari malang menanyakan apakah saya jadi ke gunung rinjani atau tidak, karena kebetulan temannya juga akan kesana, setelah panjang lebar saya bercerita denganya akhirnya saya di beri nomer handphone temanya tersebut dan langsung saya hubungi dan bertanya-tanya mengenai semua teknisnya, dan setelah sekian lama akhirnya saya putuskan untuk bergabung dengan meraka (walaupun dalam hati masih setengah-setengah). Entah apa yang menghantui dalam hati sehingga saya masih ragu-ragu bergabung dengan mereka, karena yang menjadi masalh keraguan saya disana adalah masalah tanggal keberangkatan dan tanggal kepulangan, dan yang saya beratkan disini adalah tanggal kepulangan dan moda transportasi yang harus saya gunakan, maklum saya masih seorang pelajar kadaluarsa yang luar binasah, dan saya juga melihat dompet untuk jenis moda transportasi yang harus saya gunakan untuk kepulangan adalah pesawat (gilaaa meeen pesawat mahal, mana belum pernah pula naik pesawat sebelumnya). Satu hal yang bikin saya tertawa bodaoh juga karena belum pernah ada pengalaman naik pesawat sebelumnya sehingga saya kebingungan saya lari kesana kemari bertanya pada teman-teman yang memang sering naik pesawat saat mudik, disana terlihat sekali betapa katro dan bodohnya saya, namun dalam hati saya bicara “bodo amat gw terlihat seperti orang tolol yang penting gw kokoh dalam mempertahankan impian dan berusaha menggapainya”. Akhirnya setelah ada gambaran mengenai pesawat, saya segera membeli tiket kereta dengan tujuan malang karena saya berencana menghemat keuangan jadi saya pilih kereta sampe malang, dan dari malang saya sambung menggunkan bus malang-mataram, setelah semua tiket dipegang saya kembali memastikan teknisi keberangkatannya sampe benar-benar fix supaya tidak terjadi salah komunikasi yang fatal karena memang tim yang akan saya tebengi belum pernah bertemu sebelumnya. Karena untuk keberangkatan saya menggunkan moda transportasi darat dan laut, jadi saya bertanya mengenai jalur dan keadaanya dilomboknya, karena kebetulan saya punya teman orang Lombok dan teman saya tersebut kebetulan pernah naik gunung rinjani juga jadi saya putuskan untuk bertanya-tanya kepadanya selian untuk menambah info juga untuk mengurangi hal yang tidak diinginkan. Saya saya bertanya kepada temannya teman saya tersebut dia menceritakan kalau ternyata dia dan rombonganya akan mendaki gunung rinjani pada tanggal 24 mei 2014, dan saya ditawari untuk bergabung dengan rombonganya.  Setelah percakapan selesai saya memutar otak dan melihat calendar dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi mulai dari keberangkatan dari bogor ke Lombok, pendakian ke gunung rinjani, turunya kembali dari gunung rinjani sampai kembali lagi ke bogor, dan akhirnya setelah saya piker matang saya putuskan untuk bergabung dengan rombongan yang ini. Rombongan  yang pertama akan saya tebengi mereka mulai mendaki tanggal 26 mei 2014 dan mereka belum memiliki plan pendakian dan turunya yang matang, sedangkan rombongan yang kedua mereka sudah memilik plan yang matang dan alasan inilah yang memutuskan saya untuk bergabung dengan rombongan kedua. Ajakn dari rombongan kedua tersebut baru saya daptkan 4 hari sebelum keberangkatan, jadi semuanya saya lakukan serba mendadak dan penuh dengan kenekatan, saya tidak terlalu menghiraukan hal tersebut yang penting saya sudah mendapat restu dari kedua orang tua saya, nenek saya dan keluarga saya. Dengan mengucapa bismillah setelah semua ticketing dan estimasi budgeting selesai tepat tanggal 21 mei 2014 saya bertolak menuju malang, perjalanan kereta saya tempuh satu hari satu malam, dan baru keesokan paginya saya sampai di malang, saat itu teman saya yang di malang yang menawarkan saya untuk bergabung dengan rombongan temannya menyambangi saya di stasiun kereta api kotabaru malang dan saya dijemput untuk dibawa kerumahnya, sebelum bertolak ke rumanya saya minta tolong diantar dahulu ke terminal bus malang (terminal arjosari) untuk membeli tiket bus malang-mataram untuk sore harinya (dadakan meeen), setelah tiket bis ditangan lalu kita bertolak ke rumahnya, saya istirahat setengah hari dirumahnya untuk melepas lelah, karena perjalanan kereta sangat melelahkan. Baru sore harinya (setelah magrib) saya berangkat bertolak menuju Lombok dari malang menggunkan bus, lama perjalanan bus sekitar 21 jam kalau lancer (termasuk dua kali menyebrangi : banyuwangi-bali dan bali-lombok), perkiraan sampe Lombok adalh sekitar pukul 15.00 waktu Indonesia tengah, namun dikarena perjalanan di bali sedkit macet perjalanan malang-lombok ditempuh dengan waktu kurang lebih hamper 24 jam.

    0 komentar:

    Post a Comment