Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

MENAPAKI MIMPI DI TANAH 3726 MDPL, CHAPTER #2

  • Tuesday, June 3, 2014
  • mansyurahmad.blogspot.com
  • Label:


  • #team pocong

    Sekitar pukul 18.00 waktu Indonesia tengah saya sampai di terminal mandalika Lombok, dari sana saya masih harus menyambung perjalanan menggunkan engkel menuju daerah masbagik dimana rombongan yang akan saya tebengi berada, namun ternyata karena sudah kesorean engkelnya sudah tidak ada terminal pun sepi sekali, kebetulan bis yang saya tumpangi dari malang tersebut akan menuju Sumbawa dan melewati daerah tujuan saya, lalu saya ikut bus tersebut. Banyak hal indah tak terduga yang saya alami selama perjalanan mulai dari bogor sampai Lombok. Semuanya seakan sudah direncanakan oleh Allah dan semua doa yang saya panjatkan benar-benar dikabulkan selama perjalanan saya sama sekali tidak menemui halangan atau hambatan. Kisah unik yang pertama yaitu saat dikereta api, karena saya berangkat sendiri jadi otomatis saya tidak kawan yang bisa saya ajak bicara, saat sampai di stasiun pasar senen disana saya bertemu beberapa pendaki yang hendak akan mendaki gunung semeru, selama saya menunggu keberangkatan kereta saya ikut bergabung dengan mereka saling bercengkrama, dan sampai saat keberangkatan kereta barulah kita berpisah karena kita berbeda gerbong. Lalu saya menuju kursi saya di gerbong 6, saat saya akan meletakan tas ternyata saya duduk bersebelahan dengan wanita dia seorang mahasiswi universitas terkemuka di malang, akhirnya kita pun berkenalan dan ujung-ujungnya bercerita banyak tentang kuliah dia masih dibawah saya satu tahun, ternyata adiknya wanita tersebut sedang mendaftar dan mengambil jurusan yang sama dengan jurusan yang saya ambil dulu di bekas kampus saya, pada saat itu saya hanya berjabat tangan saja tanpa saling memperkenalkan nama, karena ibunya orang sumedang dan dia Tanya saya asal dari mana, saya jawab asal saya dari cianjur, kemudian dia memanggil saya “aa” (panggilan untuk pria yang lebih dewasa dari kita dalam Bahasa sunda). Selama perjalanan disetiap kesempatan kita ngobrol, dan sesekali saya pergi ke gerbong untuk sekedar menghirup udara, digerbong tersebut juga ada beberapa pendaki yang sedang asik merokok secara spontan kita ngobrol karena kita kenal dari tampilan seorang pendaki, ternyata mereka hendak mendaki gunung semeru ada satu orang yang saya ajak ngobrol dia juga hendak mendaki gunung semeru, ternyata dia sudah beristri dan sudah beranak, rupanya pula ini merupakan pendakian terahir baginya karena dia sebelum menikah sudah membuat perjanjian dengan istrinya kalau dia akan berhenti mendaki kalau sudah mendaki gunung semeru,kisahnya cukup mengesankan mengenai pendakian yang sudah dia lakukan selama ini, dia baru mendaki gunung-gunung di pulau saja, namun dari tampilnya dia merupakan pendaki yang sudah berpengalaman. Sekitar pukul 07.lewat WIB saya sampai di stasiun kota baru malang kebetulan kala itu keretanya berjalan cepat tak seperti biasanya dan teman saya yang di malang yang hendak akan menjemput saya pun kaget, sembari menunggu teman saya tersebut saya sarapan dahulu karena lapar belum makan semalaman, dan setelah makan saya pergi ke warkop untuk sekedar menikmati secangkir kopi sampai teman saya tiba. Itu penggalan kisah dalam gerbong kereta sebelum saya sampai di kota 1000 mesjid (Lombok). Selain kisah dalam gerbong kereta, selama perjalanan di bus dan kapal saat menyebrang saya juga bertemu dengan beberapa orang yang saya ajak ngobrol mulai dari mahasiswa Lombok yang kuliah di malang dan kebetulan saat itu dia akan mudik, ada juga seorang koki restoran dia asli malang namun sudah sekitar 6 tahun dia bekerja di Lombok sebagai koki, bapak koki ini pun banyak cerita tentang pengalamanya melanglangbuana sewaktu dia masih muda sampai bercerita keadaan Lombok dan adat istiadat Lombok. Tak terlewatkan dia bercerita tentang gunung rinjani dan laranganya karena dia juga pernah pergi kesana walaupun Cuma sekedar main dan tidak sampai puncaknya, dia pun menawarkan untuk singgah ditempat ia bekerja, namun saya tidak bisa karena keterbatasan waktu. Sungguh perjalanan yang luar biasa 3 hari 2 malam walaupun saya berangkat sendirian dari bogor namun selama perjalanan saya tidak merasa kesepian karena bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa saya ajak bicara untuk mengusir kepenatan, maklum perjalanan 3 hari 2 malam pasti sangat melelahkan dan membosankan jika hanya sendirian. Si mahasiswa yang kuliah dari malang tadi pun saya ajak bicara, anaknya pendiam namun asik, dan rupanya dia akan berhenti ditempat saya akan berhenti pula, karena kebetulan kawan yang akan saya tebengi saat mendaki tersebut bersedia menjemput di temapt saya berhenti, maklum sudah malam jadi tidak ada moda transportasi yang langsung dan memang moda transportasi di Lombok tak semudah di jabodetabek yang hampir 24 jam nonstop. Saya sampe di perempatan masjid agung masbagik sekitar pukul 20.00 waktu Indonesia tangah dan tak lama kemudian kawan yang akan saya tebengi tersebut menjemput saya dan saya langsung dibawa ke rumahnya. Sesampainya di rumah dia ternyata penuh dengan logistic untuk perbekalan rombongan kita nanti, saya istirahat sejenak untuk meluruskan kaki kemudian dia (kaka pip namnya) melanjutkan mendaftar barang untuk tiap kelompok dalam tim, sekitar 2 jam setelah itu kak apip bilang kalu rombongan dari jambi yang berjumlah dua orang dan rombongan dari maksar yang berjumlah tujuh orang akan segera tiba, kemudian saya diajak ke markas PMI yang menjadi basecamp kita berkumpul, karena kebetulan kak pip aktifis PMI Lombok timur sembari menunggu rombongan dari jambi dan makasar saya diperkenalkan dengan kawan-kawanya dia, orangnya asik-asik juga dan ada juga yang koplak, tak begitu lama setelah kita sampai ke markas PMI kedua rombongan pun tiba, dari tampilanya sih mereka anak mapala (saya kira) ternyata setelah berbincang-bincang mereka bukan semuanya mapala, dan bahkan ada yang pertama kali mendaki gunung (rinjani pendaki pertama mereka) namun leader dari rombongan makasar sebelumnya saat dia masih jadi mahasiswa pernah mendaki gunung rinjani bersama rombongan mapala nya. Rombongan dari makasar karena berjumlah 7 orang maka oleh kak apip di titipkan di markas PMI sedangkan saya dan 2 orang jambi (juanda dan ilham namanya) dibawa ke rumah kak apip, dan kita bertiga satu tim (saya, juanda, dan ilham). Waktu pun sudah larut malam, kita istirahat untuk mempersiapkan fisik. Rencana yang telah disusun kak apip, kebetulan dia jadi leader rombongan kita yang berjumlah 22 orang karena rombongan kita bertambah 4 orang dari IPDN, dan sisanya rombongan temannya kak apip, semula kak apip bilang kita akan mulai menuju pos pendakian semablun sekitar jam 11.00 WITA namun karena ada salah satu rombongan yang harus masuk kerja setengah hari pada saat itu, maka jadwal keberangkatan pun molor dari awalnya kita akan start pendakian pukul 14.00 WITA berubah menjadi pukul 18.00 WITA baru memulai pendakian, tujuan pertama kita untuk istirahat adalah pos 3 disanalah kita akan mendirikan tenda untuk malam pertama, dan estimasi perjalanan kurang lebih sekitar 5 jam dari pos pintu masuk itupun kalau kita tidak banyak istirahat. 

    0 komentar:

    Post a Comment